Home

Sabtu, 29 Januari 2011

Tekhnik Pengepakan Kuno Efisien dan Efektif


Cara Pengemasan Keramik Zaman Dulu
Cara Pengemasan Keramik Zaman Dulu
Bagaimana cara pedagang keramik porselen China zaman dulu mengemas barang jualannya yang mudah pecah dan mengapalkannya sehingga tiba di tempat tujuan dengan utuh?
Pertama-tama mereka akan memenuhi kotak kayu eboni  (sejenis kayu hitam) dengan daun teh yang telah dikeringkan dan memasukkan porselin ke dalam gundukan daun teh tersebut.
Kemudian mereka akan memasukkan kotak ini ke dalam kotak kayu besar yang dipakukan di lantai kabin, dan akan dilapisi  lagi oleh daun teh kelas dua. Karena kotak kayu ebony sangat keras dan daun teh dibungkuskan di lapisan dalam dan lapisan luar keramik.
Bahkan ketika menghadapi badai laut, para pedagang tetap dapat duduk santai dan tidak khawatir ketika berlayar melewati samudra.
Yang lebih istimewa adalah ketika kapal tiba di tempat tujuan, para pedagang akan memilah milah daun teh untuk dijual; dan kemudian menjual kotak kayu eboni kecil sebagai kotak perhiasan.
Kotak yang besar kemudian akan dijual kepada masyarakat Eropa sebagai meja kopi atau kabinet, dan barang porselin China yang paling terakhir dijual.
Kadang kala keuntungan yang didapat dari kotak eboni dan daun teh akan lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang didapat dari penjualan barang porselin China.
Saat ini, kita, sebagai orang modern, dengan teknologi tinggi, menggunakan busa pembungkus, lakban, kardus dan mengembangkan kotak anti pecah dari bahan plastik.
Secara nyata, keuntungan ekonomi menjadi lebih berkurang karena harus membeli barang-barang pembungkus tersebut, setelah dipakai hampir tidak bernilai jual, dan bahkan menghasilkan limbah yang merusak lingkungan.
Fakta ini membuktikan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan pemikiran yang bijaksana. (Erabaru/jo)

Menerapkan Lima Elemen dalam Bangunan

Lima Elemen
Lima Elemen
Dasar dari elemen feng shui adalah hubungan produktif dan menyeluruh antara lima unsur  yaitu api, kayu, bumi, air dan logam.
Hubungan ini saling berkaitan dan tergantung pada sifat hubungan dalam ruang tertentu dan pada waktu tertentu, mereka menghasilkan efek positif atau negatif pada keberuntungan hidup dan lingkungan kerja.

Jadi pengenalan salah satu dari lima elemen memainkan peran penting dalam menciptakan ketenangan dan mengilhami lingkungan sekitarnya dengan suasana emosional. Hal ini dirasakan sebagai ambience of space (suasana ruang).

Terlalu banyak atau terlalu sedikit dari setiap elemen dapat memiliki efek buruk pada ruang manapun dan bagaimana hal itu dirasakan. Jadi tantangannya adalah menemukan keseimbangan yang tepat dalam mengintegrasikan kelima unsur dalam kehidupan dan  ke dalam ruang untuk bekerja, dan dalam melakukan ini sekaligus mempertahankan estetika nya.


Letupan Energi Api

Tower Bank of America
Tower Bank of America
Elemen terdapat pada berbagai medium yang berbeda. Melalui warna, lima unsur yang diwakili sebagai kelompok yang dapat dilihat. Warna merah membangkitkan ekspresi panas dan semangat yang menjadi respon emosional terhadap energi Yang atau api.
Atribut fisik api direpresentasikan melalui lampu dan panas fisik seperti perapian atau dapur. Sebagai perwujudannya, api mengambil bentuk  segitiga - bentuk A ini menciptakan sebuah visi abstrak dari sebuah bangunan menembak ke atas menuju langit, mirip dengan bentuk fisik Api membakar; energi yang dibuat bergerak ke atas. Contoh yang paling tepat adalah bangunan berbentuk api yang terkenal yaitu Tower Bank Amerika.
Energinya memancar  ke atas langit membawa energi Yang yang luar biasa kepada segenap warga.


Likuiditas Air

Museum Guggenheim di Bilbao
Museum Guggenheim di Bilbao
Air selalu dikenal sebagai elemen yang bisa menyesuaikan diri kedalam bentuk apapun. Sebuah contoh yang sangat baik dari sebuah bangunan yang dikategorikan sebagai bentuk air adalah Museum Guggenheim di Bilbao.
Bangunan unik ini membungkus diri dalam sebuah gerakan fluida menunjukkan bentuk seperti air. Dibuat dalam wujud tubuh air, penggunaan bentuk fisik air membantu lebih meningkatkan unsur bangunan itu sendiri. Dengan memahami bagaimana siklus elemen bekerja, air yang dihasilkan melalui energi logam.
Dengan demikian, kulit luar bangunan, terbungkus dalam lembaran logam, memasukan energi logam yang dibutuhkan untuk memberi  bentuk air pada bangunan.

Keseimbangan yin dan yang juga merupakan istilah yang digunakan untuk keseimbangan antara aktif dan pasif. Dalam desain arsitektur, penting untuk selalu menjaga keseimbangan antara ruang aktif dan pasif. Hal ini dapat direpresentasikan melalui alam pribadi dan publik dalam ruang perencanaan atau melalui interpretasi visual seperti ketenangan tubuh dari air dengan bentuk yang dinamis dari museum Guggenheim.


Menyatukan Dua Unsur

Museum Guggenheim di New York
Museum Guggenheim di New York
Logam merupakan elemen yang melengkung menjadi bentuk lengkung, biasanya dalam satu arah. Dalam bentuk abstrak, diasumsikan bentuk bundar yang menciptakan sebuah gerakan yang dinamis untuk menanamkan antisipasi dari sesuatu yang melampaui bentuk. Dalam warna, warna putih murni atau abu-abu palet dikategorikan sebagai metal.
Museum Guggenheim di New York, bentuk melingkar menyoroti fitur arsitektur yang menarik perhatian dan membangkitkan misteri dari sesuatu yang sungguh ada dimana hampir selalu mengundang untuk dieksplorasi.

Pada siklus produktif dari elemen, bumi menjadi sumber untuk meningkatkan bentuk logam. Dibangun pada beton bertulang, campuran dari kedua unsur mengundang penggunaan inovatif dari sebuah blok bangunan yang kaku untuk menciptakan suatu bentuk organik.
Untuk lebih memperkuat konsep energi bumi, aksen persegi bujursangkar secara hati-hati dirancang untuk memecahkan kemonotonan sehingga memungkinkan bentuk yin dan yang untuk saling mempengaruhi satu sama lain.
Aspek yin diwakili oleh bentuk lingkaran feminin yang duduk pada dasar persegi dari bangunan, yang mana mengambil aspek yang. Jadi dengan bermain dengan dua bentuk dasar - persegi dan lingkaran, karya arsitektur ini menunjukkan bagaimana bentuk dan unsur-unsur saling bekerja sama, membawa keseimbangan menakjubkan yang harmonis pada keseluruhan bangunan. (Erabaru/rob)


Cara Orang Jaman Dulu Memprediksi Cuaca


Prediksi Cuaca
Prediksi Cuaca
Pepatah Kuno Tiongkok: Kemilau pagi pertanda hujan, sedangkan kemilau senja menunjukkan sebuah hari yang cerah.


Orang Tiongkok kuno mampu memprediksi cuaca dengan keahlian alami mereka. Karena bebas dari budaya modern, musik rap, heavy metal dan pengaruh lainnya, kemampuan alami mereka jauh lebih berkembang. Budaya pada waktu itu lebih beradab dan hamonis, di mana orang orang meluangkan waktu lebih banyak untuk kontemplasi diri dan meditasi.

Pada jaman Dinasti Shang, orang-orang menggunakan sistem sensor melalui mata dan pendengaran untuk memprediksi cuaca. Sebagai contoh, kemilau matahari tenggelam yang berwarna merah mengindikasikan cuaca cerah di hari berikutnya

Hal lain yang secara umum digunakan untuk memprediksi cuaca adalah binatang. Bagi kita yang memiliki anjing, kita semua tahu bahwa anjing akan mulai berlaku ganjil sesaat sebelum badai hujan terjadi. Pada momen tersebut, anjing akan mulai merasa malas dan ingin tertidur.
Tetapi, beberapa menit sebelum gempa atau badai terjadi, anjing akan menggonggong tak menentu. Adalah pada dinasti Zhou di mana memanfaatkan berbagai binatang untuk prediksi cuaca, menjadi suatu hal yang umum.  Studi mengenai perilaku binatang terbukti menjadi cara yang efisien untuk memprediksi cuaca. Dengan cara ini, orang jaman dahulu bisa bersiap untuk sebuah cuaca yang buruk atau menyongsong hari yang indah. (Erabaru/ana)

Legenda Perjodohan


Tali Jodoh
Tali Jodoh
Hampir setiap orang di dunia ini memilik pasangan dan ada yang akhirnya menikah atau pun tidak walaupun sudah bersama dalam waktu lama. percayakah Anda bahwa sebuah pernikahan ditentukan oleh jodoh, ini ada salah satu legenda yang bisa membuktikan hal tersebut.
Pada zaman Dinasti Tang, ada seseorang laki-laki bernama Wei Gu. Suatu hari ia pergi ke wilayah Songcheng.
Pada malam harinya, ia melihat seorang laki-laki tua sedang membaca buku besar dan sangat tebal, membawa tas besar berisi banyak benang merah duduk di bawah sinar bulan.
Dengan penuh penasaran dia bertanya pada laki-laki tua itu, “Orang tua, bisa anda jelaskan buku apa yang anda baca ini?”
Laki-laki tua itu berkata, “buku ini berisi tentang perjodohan antara laki-laki dan perempuan di seluruh dunia.”
Wei menjadi lebih terkejut dan bertanya: "Lalu apa maksud benang merah di tas besar Anda ? "
Orang tua tersenyum dan berkata: "Benang merah ini digunakan untuk mengikat kaki 
setiap pasangan. Jika mereka yang diikat dengan benang merah, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, pada akhirnya mereka tetap akan menikah. "

Gu Wei tidak percaya, tapi dia masih penasaran tentang orang tua ini. Ketika 
dia ingin bertanya lagi, orang tua itu berdiri dan berjalan menuju 
pasar dengan membawa buku dan tas miliknya. Wei mengikutinya.
Ketika orang tua itu melihat seorang wanita buta yang membawa seorang gadis berumur tiga tahun di jalan, ia berkata kepada Wei: "Gadis muda ini akan menjadi istri Anda di masa depan." Kemudian orang tua itu lenyap.
Wei kaget dan marah, kemudian memerintahkan pelayannya untuk membunuh anak tersebut. Pelayan itu segera menjalankan perintah tuannya, kemudian melarikan diri.
Setelah 14 tahun berlalu, Wei mempunyai tunangan, putri dari Wang Tai 
(Gubernur Xiangzhou). Gadis itu sangat cantik dan baik hati, namun ada sedikit bekas luka di alisnya. Mereka akan segera melangsungkan ikatan perkawinan.

Suatu hari Wei bertanya kepada bapak mertuanya tentang bekas luka yang dimiliki istrinya.
Wang mengatakan putrinya ditikam seseorang, ketika dia dibawa oleh pengasuhnya di sebuah pasar. Karena segera menyelamatkan diri, ia tidak mengalami luka serius, hanya punya luka di alisnya.
Wei tegang dan bertanya: "apakah pengasuh itu buta?" Wang mengatakan: "ya, tapi bagaimana Anda bisa tahu itu? "Kemudian Wei memberitahu Wang, dia menceritakan tentang dirinya dan orang tua yang ditemuinya di Songcheng. Wang sangat terkejut akan hal ini.
Wei dan istrinya memahami perkawinan mereka telah diatur oleh ikatan perjodohan. Jadi mereka sangat menghargai pernikahan mereka dan hidup bahagia. 
(Erabaru/ngrh)


Xiao Yan, Kaisar Wu Dari Dinasti Liang ShanXing


Xiao Yan, Kaisar Wu
Xiao Yan, Kaisar Wu
Xiao Yan, nama julukannya, Shuda, hidup di masa periode Dinasti Selatan (420-589) (ket: salah satu zaman transisi dari dinasti Jin ke dinasti Sui). Beliau dilahirkan pada tahun 464 Masehi di Zhongdouli, daerah Nanlanling (sekarang kabupaten Wujin di Propinsi Jiangsu ). Xiao Yan adalah Kaisar Wu dari Dinasti Liang (salah satu dinasti di zaman dinasti selatan).


Xiao Yan merupakan seorang sosok yang berbakat

Xiao Yan merupakan seorang keturunan dari Perdana Menteri Xiao He dari Dinasti Han. Xiao Yan hidup selama 86 tahun dan memerintah kekaisaran-Nya selama 48 tahun. Diantara Kaisar-kaisar Tiongkok terdahulu setelah Kaisar Qin Shi Huang(259-210 SM, Kaisar pertama setelah Tiongkok disatukan), Xiao Yan merupakan Kaisar Kedua yang berumur cukup panjang.
Xiao Yan merupakan Kaisar yang jarang ditemukan dalam sejarah Tiongkok karena kedua bakat sastra dan militer-Nya.
Menurut Zizhi Tongjian(diartikan secara harafiah: “cermin komprehensif untuk membantu pemerintah”, sebuah buku catatan sejarah Tiongkok yang terkenal, yang ditulis oleh seorang sejarawan ternama Sima Guang (1019-1086) yang mencatat tentang kisah pada Zaman 16 Kerajaan/16 Negara dan merentang hingga 1363 tahun): “Xiao Yan/ Sang Kaisar Wu dari Dinasti Liang merupakan seorang yang “terpelajar dan sangat mahir dalam menulis(menulis dengan kuas), ilmu Sastra,ilmu Yin Yang, Ramalan, Menunggang Kuda dan Memanah, menulis kaligrafi Cao(sebuah teknik menulis kaligrafi dengan gaya kursif) dan Li (lebih terkenal dengan LISHU, sebuah  teknik menulis kaligrafi yang lain), dan juga memainkan Go (atau lebih terkenal dengan nama I-GO,sebuah permainan mirip catur,tetapi dengan menggunakan biji putih dan hitam yang berasal dari Tiongkok)”.
Bakat alami sastra dan militer(perang)-Nya memberikan Dia sebuah reputasi yang gemilang, meski masih berumur 7 atau 8 tahun di saat itu.

Xiao Yan sangat cerdas dan sangat suka membaca, meski ketika Dia masih kecil, Dia sudah sangat berwawasan luas dan multi-talenta. Dia sangat berbakat dalam sastra. Di kala itu, Dia dan 7 orang teman-Nya dipanggil sebagai “ 8 sekawan”. 
Grup ini terdiri dari beberapa nama terkenal dalam sejarah seperti : Shen Yue, Xie Tiao, dan Fan Yun. Shen Yue adalah orang yang menulis SONG SHU (kitab catatan sejarah dari Dinasti Song), QI JI ( kitab catatan sejarah dari Dinasti QI), dan buku-buku yang lainnya di dalam sejarah. Xie Tiao merupakan seorang penyair yang terkenal. Tetapi bagaimanapun, diantara kedelapan orang ini, keberanian dan wawasan Xiao Yan lah yang paling menonjol dan diatas yang lainnya.

Seorang Kaisar yang memimpin selama 48 tahun di masa periode Dinasti-Dinasti Selatan


Xiao Yan merupakan kaisar yang memimpin selama 48 tahun. Dia memerintah paling lama diantara para kaisar yang lainnya pada zaman Dinasti-Dinasti Selatan.

Hasil pencapaian Xiao Yan dalam pemerintahan sangat memuaskan, meski telah menjadi seorang kaisar, Dia tetap mempelajari sebab-sebab runtuhnya Dinasti Qi sebagai pelajaran berharga buat Dia : Dia bekerja keras dalam menangani urusan negara.
Dia selalu bangun awal tiap harinya untuk membaca dan meninjau kembali laporan laporan yang diberikan sama bawahan-Nya tanpa memperhatikan waktu. Untuk memdapatkan masukan-masukan dari pihak lain dalam mencari orang-orang berbakat,Dia menaruh 2 kotak yang ditempatkan di depan gerbang istana. Satu kotak dinamakan Kotak Keluhan, dan satunya lagi disebut Kotak Saran/Usulan. Jika ada petugas kerajaan yang mempunyai prestasi baik, atau ada orang yang berbakat tetapi tidak diberi penghargaan atau dipromosi atas prestasinya  ; ataupun ada orang berbakat tetapi tidak dipergunakan oleh pemerintah, orang-orang dapat menaruh saran mereka kedalam kotak saran. Jika rakyat biasa ingin mengkritisi ataupun memberikan saran kepada pemerintah, maka mereka dapat menaruh kertas suara mereka kedalam kotak keluhan.

Xiao Yan memberikan perhatian penuh dalam memilih dan menunjuk pejabatNya. Dia berharap para pejabat pemerintah dapat berperilaku jujur, tidak korupsi dan merupakan seorang yang budiman. Dia juga membuat sebuah perintah/keputusan: Jika seorang  pemimpin dari sebuah wilayah yang kecil telah membuat sebuah kontribusi atau membawakan hasil yang memuaskan dalam pemerintahannya, dia dapat dipromosikan menjadi seorang pimpinan untuk wilayah yang lebih luas.
Jika seorang pimpinan dari sebuah wilayah yang luas dapat membawakan sebuah hasil yang memuaskan, dia dapat dipromosikan menjadi seorang prefektur(sebuah jabatan yang khusus dengan hak dan wilayah yang lebih luas waktu itu). Setelah perintah ini disebarkan, kinerja dari pejabat pemerintahan dan sistem pengangkatan pejabat di pemerintahan Dinasti Liang mengalami kemajuan pesat.


Sepenuh Hati Meyakini Ajaran Budhime dan Berkeinginan Untuk Melepaskan Tahta


Zaman Dinasti-Dinasti Selatan merupakan sebuah zaman yang penting dalam sejarah perkembangan Budaya Budhisme di China. Kaisar Wu dari Dinasti Liang berkontribusi besar dalam menyebarkan Ajaran Budhisme, dimana membuat Budhisme menjadi tersebar luas di seluruh China bagian selatan. Pada Saat Dia Masih seorang Kaisar, Dia pergi ke kuil untuk menjadi biksu sebanyak 4 kali.  Akhirnya Dia menjadi “Kaisar biksu” pertama di China.

Xiao Yan telah menganut Daoisme (Taoisme) ketika Dia masih muda. Di tahun ketiga setelah Dia naik tahta, Dia memimpin 20,000 orang yang terdiri dari biksu-biksu dan rakyat biasa, untuk mengadakan sebuah pertemuan, dan pada waktu itu Dia menyatakan Dia “ telah melepaskan “ ajaran Taoisme dan beralih ke ajaran Budhisme”.
Dia berharap dapat menggunakan prinsip ajaran Budhisme dalam memerintah kekaisaranNya”, dan juga untuk membantu para rakyatnya agar dapat melepaskan keterikatan hati mereka akan nama dan kepentingan dan memperoleh kehidupan yang abadi.

Setelah Kaisar Wu menyatakan diriNya adalah seorang penganut ajaran Budhisme, Dia pergi untuk tinggal di kuil Tongtai sebanyak 4 kali. Di tahun 547,dia pergi ke kuil dan tinggal di sebuah kamar yang sederhana dengan kasur yang sederhana juga. Dia menggunakan teko, gelas dan mangkuk yang terbuat dari tanah liat. Dia membaca kitab suci, dia memukul lonceng pada pagi hari, dan menabuh drum pada malam hari. Dia juga membersihkan kuil bersama dengan biksu-biksu yang lain.
Karena sebuah kekaisaran tidak bisa berdiri tanpa seorang pemimpin/Kaisar, bawahanNya memintaNya untuk kembali ke Istana untuk memimpin,tetapi di menolak, hanya setelah banyak bawahanNya memintaNya untuk kembali baru akhirnya Dia kembali ke istana.
Di tahun 529 bulan september,Dia mengadakan sebuah acara religius yang mengikutsertakan para biksu, biksuni penganut budha awam pria maupun wanita. Setelah selesai melakukan ritual bersama para bawahannya, dia memutuskan untuk tidak kembali lagi ke istana.
Malam itu, dia bermalam di kuil TongTai, hari berikutnya dia memberikan ceramah ajaran kepada 4 tipe kalangan rakyat (biksu, biksuni, penganut budha awam pria maupun wanita), Dia sekali lagi tidak berkeinginan balik ke istana meskipun banyak kali bawahannya membujuk Dia, hanya setelah bawahanNya (dari pejabat tinggi sampai yang pejabat rendah) mendonasi sejumlah besar uang senilai seratus juta untuk menebus Dia, dan membawaNya pulang pada bulan Oktober.
Di tahun 546 Kaisar Wu telah berusia 83 tahun, dan Dia kembali lagi ke kuil,dan akhirnya para bawahan mendonasikan uang sebesar 200 juta lagi untuk membawanya pulang ke istana, satu tahun kemudian dia kembali lagi ke kuil untuk keempat kalinya, Dia tinggal di kuil selama 37 hari lamanya. Dia sungguh berkeinginan untuk menjadi biksu meski Dia adalah seorang yang Kaisar yang terhormat. Lewat usahaNya dalam menyebarluaskan Budhisme, pengaruh budhisme bekembang pesat di China.
Selain itu penyebaran Budhisme mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Dinasti Liang,pada saat itu semua orang, dari Kaisar sampai keluarga-keluarga kerajaan,dari bangsawan hingga rakyat jelata,menganut ajaran Budhisme, Budhisme mengalami ketenaran yang belum pernah ada sebelumnya pada saat itu, dan menjadi agama utama di seluruh Tiongkok pada saat itu. (Erabaru/tan)

Asal Usul Tradisi Telur Merah Bayi Satu Bulan


Tradisi Telur Merah untuk Bayi Satu Bulan
Tradisi Telur Merah untuk Bayi Satu Bulan
Dalam budaya orang Tionghoa, bayi yang berumur satu bulan patut dirayakan. Orang tua yang berbahagia akan memperkenalkan kehadiran momongan baru mereka kepada teman dan sanak saudara mereka, sambil merayakan sebuah pesta telur merah dan jahe. Secara tradisi, nama bayi tersebut juga akan diberitahukan pada saat itu juga.
 
Tamu tamu yang menghadiri pesta telur merah dan jahe itu akan membawakan berbagai kado.  Angpao selalu diberikan kepada bayi laki-laki, sementara bayi perempuan akan mendapatkan berbagai perhiasan mahal. Para tamu undangan tidak meninggalkan pesta dengan tangan yang kosong. Orang tua sang bayi akan memberikan telur merah kepada mereka menandakan kebahagiaan dan sebuah permulaan hidup yang baru dengan hadirnya sang bayi.
 
Pesta telur merah dan jahe berasal dari budaya Tiongkok kuno. Sama seperti di negara negara lain, angka kematian bayi di Tiongkok zaman dahulu cukup tinggi sebelum berkembangnya ilmu pengobatan modern pada abad ke 20. Oleh karenanya, seorang bayi yang telah berusia satu bulan kemungkinan besar dapat bertahan hidup sampai dewasa, makanya diadakan sebuat pesta untuk merayakan hal itu.
 
Secara tradisi, masa nifas (umur bayi satu bulan/ ibu istirahat satu bulan setelah melahirkan tanpa keluar rumah)  ini juga merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan kembali sang ibu kepada masyarakat luar, orang Tionghoa percaya bahwa ibu-ibu berada dalam kondisi tubuh paling lemah sepanjang masa hidupnya sehabis melahirkan. Sama seperti adat orang inggris yang meminta ibu ibu istirahat untuk beberapa waktu sehabis persalinan, ibu ibu orang Tionghoa secara tradisional telah melakukan istirahat di dalam rumah selama sebulan penuh sehabis melahirkan tanpa keluar rumah. Ini untuk memastikan agar mereka tidak jatuh dalam kondisi yang terlalu lelah, atau tidak terjangkiti oleh berbagai kuman penyakit dari dunia luar yang dapat membahayakan mereka pada saat tubuh dalam kondisi paling lemah. Selain beristirahat, mereka minum sup daging hasil rebusan dari kaki babi, telur, cuka dan jahe, kebanyakan dari ibu ibu muda masih mengikuti cara ini sampai sekarang.
 
 
Pada zaman dulu, sesuai dengan pentingnya anak laki-laki dalam tradisi orang Tionghoa, pesta telur merah dan jahe kadang-kadang hanya dirayakan kepada bayi laki-laki saja, atau perayaan buat bayi laki-laki lebih megah dibanding bayi perempuan, tetapi sekarang, pesta dirayakan untuk bayi jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
 
 
Di tahun tahun terakhir, lingkungan/tempat merayakan pesta telur merah dan jahe telah mengalami perubahan.  Para  orang tua mungkin akan memilih untuk merayakan pesta tersebut  di sebuah restoran yang mewah. Para orang tua juga dapat menggunakan telur dengan warna merah muda (tidak harus merah tua) dalam perayaan itu  : telur dengan jumlah angka jamak adalah untuk bayi laki-laki : telur dengan jumlah angka ganjil adalah untuk bayi perempuan. Tradisi ini juga masih terlihat pada keluarga keturunan Tionghoa di Indonesia: pada saat bayi mereka berusia satu bulan, mereka akan mengirimkan paket telur merah dan ayam goreng (atau kue) kepada sanak saudara atau rekan-rekan yang memberikan kado kelahiran untuk sang bayi. (Erabaru/tan)

Kamis, 27 Januari 2011

SEMPOA - KALKULATOR PERTAMA DI DUNIA

Sebagai alat hitung tradisional Tiongkok dan sebuah penemuan penting pada masa Tiongkok Kuno, sempoa digunakan secara luas sebelum penemuan angka-angka Arab di dunia.

Sebelum penemuan sempoa, orang-orang zaman dulu menggunakan tongkat kayu kecil yang disebut “perhitungan kepingan”. Seiring dengan peningkatan jumlah perhitungan, perhitungan dengan tongkat kayu kecil gagal memenuhi tuntutan tersebut. karena itu, orang menemukan kalkulator pertama yaitu sempoa. Asal-usul sempoa dapat ditelusuri kembali pada 600 SM di periode Musim Semi dan Gugur. Penemu merangkaikan 10 manik-manik dalam satu kelompok dan dimasukkan ke dalam batang yang kemudian dibingkai. Perhitungan dapat dilakukan dengan menggerakkan manik-manik tersebut.

Sempoa berbentuk persegi panjang dengan bingkai kayu. Dalam bingkai, terdapat batang manik-manik. Balok di tengah-tengah bingkai membagi setiap batang menjadi dua bagian. Manik-manik di bagian atas melambangkan 5, dan sisanya di bagian bawah melambangkan satu.

Dalam penerapan sempoa, orang-orang membuat banyak tips perhitungan untuk membantu mempercepat perhitungan. Jenis metode perhitungan menggunakan sempoa disebut perhitungan sempoa. Oleh Dinasti Ming, perhitungan sempoa ini tidak hanya diterapkan untuk operasi penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, tetapi juga untuk mengukur luas tanah, bentuk dan ukuran dari berbagai objek.

Karena pembuatan sempoa sederhana, harganya murah dan cara perhitungannya mudah diingat dan dilakukan, sempoa digunakan secara luas di Tiongkok. Lambat laun, hal ini menyebar ke Jepang, Korea, Amerika Serikat dan Asia Tenggara, dan negara-negara lain dan ke daerah - daerah. Bahkan dalam penggunaan umum kalkulator elektronik modern, sempoa masih sedang digunakan dalam penjumlahan dan pengurangan untuk kenyamanan.

PERINTIS AUTOPSI PADA ZAMAN DULU CHINA

Pada zaman dahulu kala, ada seorang dokter kehakiman, bernama Songci. Dalam buku karangannya yang berjudul "Xiyuan Jilu" disebutkan, bahwa seorang dokter kehakiman harus teliti dan bertanggung jawab, harus turun tangan sendiri memeriksa nyawa orang yang terluka dan meninggal.

Dia menulis: "Harus mengisi sendiri formulir data yang disediakan, tidak boleh minta diisikan pejabat. Jangan mual terhadap bau jenazah dan menjauhinya, serta membakar pewangian untuk menahan bau itu. Jangan membiarkan pejabat memberi laporan semaunya dan mengisikan formulir, sehingga menyembunyikan yang penting-penting dan yang diisi hanya yang umum saja. Banyak yang dikurangi, sedikit tambahannya."



Jika pemeriksaan tidak benar, di samping belum terungkapnya perlakuan tidak adil terhadap korban yang meninggal, muncul lagi rasa diperlakukan tidak adil bagi yang masih hidup. Karena tewasnya satu nyawa, akhirnya berakibat dua bahkan beberapa nyawa ikut melayang, ketidakadilan dan dendam-mendendam bergulir tak habis-habisnya, maka tragedi ini tidak akan berakhir selamanya. Untuk menghindari agar tidak terjadi ketidakadilan dan kepalsuan, dokter kehakiman harus langsung turun tangan sendiri untuk melakukan pemeriksaan.

Songci pernah beberapa kali menjabat sebagai hakim tingkat tinggi, ketika menjabat di penjara di Provinsi Hunan, setiap kali bertemu dengan kasus kematian yang mencurigakan, dia selalu datang sendiri ke lokasi kejadian. Setelah dia mempelajari secara intensif karya ilmu kedokteran kehakiman pada dinasti masa silam dan memadukannya dengan pengalaman sendiri, tersusunlah sebuah karya berjudul: Xiyuan Jilu (Catatan Kumpulan Ketidakadilan Hukum). Tujuannya ialah untuk menghindari terjadinya kasus salah tuduh. Setelah buku diterbitkan, buku tersebut dianggap sebagai buku teladan bidang hukum, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Perancis serta Jepang dengan cepat dan beredar di mancanegara.

Semangat Songci yang serius dan sungguh-sungguh dalam mengautopsi dan pemeriksaan luka-luka, memberi pengaruh sangat mendalam bagi generasi belakangan. Ada seorang hakim dari Dinasti Qing di bawah pengaruhnya, datang menyelidiki ke lokasi kejadian perkara dan berhasil membongkar sebuah kasus pembunuhan yang sangat sulit dipecahkan. Kejadiannya begini: Ada seorang mati terbunuh di sekujur tubuhnya ada belasan luka celurit.

Saat itu tidak bisa terbongkar kasusnya. Penyidik datang langsung ke tempat kejadian, diketahui bahwa almarhum sebelum meninggal pernah bertengkar mulut dengan seorang peminjam uang, ia pun lantas menyelidiki tindak-tanduk peminjam uang secara diam-diam, setelah menguasai data perkara tangan pertama, lalu memutuskan untuk menyita seluruh celurit-celurit di daerah setempat secara mendadak, bagi yang tidak menyerahkan akan diusut secara hukum.

Maka penduduk pun menuruti perintah dan menyerahkan celuritnya, semuanya terkumpul sebanyak 70-80 buah. Waktu itu sedang panas terik, salah satu celurit yang dikumpulkan itu dikerumuni banyak lalat. Lantas ditanya siapa pemilik celurit itu oleh penyidik, di antaranya seseorang mengakuinya, orang tersebut adalah peminjam uang yang sudah lewat masa janji pengembalian. Lalu ditangkap untuk diinterogasi, tapi ia melawan.

Penyidik perintahkan supaya dilihat sendiri, tak tampak ada lalat pada celurit-celurit lainnya. Sekarang masih terdapat bercak darah di atas celurit dan dihinggapi banyak lalat, mana bisa ditutup-tutupi? Maka sang pembunuh itu langsung bertekuk lutut dan mengakuinya.

Dari sini dapat terlihat bahwa pemeriksaan dan penyidikan dokter kehakiman itu sedikit pun tidak boleh terlena, serta hanya mempunyai bukti yang kuat, baru tidak sampai salah menuduh orang yang tak berdosa dan melepas penjahat; Dan juga hanya dengan bukti yang kuat itulah, sang pelaku kejahatan baru bisa mengakui perbuatan jahatnya. [Yinnihuaren.blogspot.com]

Rabu, 26 Januari 2011

Jejak Perikanan Internasional Dan Pelabuhan Bagansiapi-api Yang Terlupakan

Kota Bagansiapi-api dalam sejarah dunia dikenal Kota Nelayan dan terkenal sebagai pusat Industri Perikanan nomor 2 di dunia Internasional, kini nyaris terlupakan. Baganiapi-api terletak di Kabupaten Rokan Hilir, dahulu Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau, di mulut muara sungai Rokan, Pesisir Timur Pulau Sumatera, menghadap Selat Malaka. Berdasarkan catatan sejarah ekspor hasil ikan laut dan hasil laut lainnya dari Bagansiapi-api mencapai 60 % dari seluruh ekspor Indonesia berupa ikan segar, ikan kering, udang kering dan hasil laut lainnya seperti terasi, pupuk dari bahan ikan, kemudian penghasil ikan laut lainnya yang cukup besar disusul oleh nelayan di laut Jawa Tengah dan Makasar. Peran Pelabuhan Bagansiapi-api dalam mengembangkan potensi perikanan menjadi Ikon Industri Perikanan Dunia dalam sejarah, bahkan menjadi faktor penentu perekonomian dunia Perikanan Internasional.
Posisi letak Bagansiapi-api yang strategis karenanya dapat dicapai dari segala arah sebagai bagian dari Propinsi Riau – Sumatera, sebelah utara dibatasi Selat Malaka dan Singapura, sebelah selatan Propinsi Jambi, sebelah barat Propinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara, dan sebelah timur oleh laut Tiongkok Selatan. Kebanyakan orang Indonesia Tionghoa tinggal di kota Bagansiapi-api, sedangkan sebagian lainnya orang Melayu, Padang, Tapanuli dan lain-lain tinggal di pinggiran Kota Bagansiapi-api.

Dari Kota Pekanbaru menggunakan jalur darat ke Bagansiapi-api diperlukan waktu 5 jam sampai 6 jam, sedangkan dari arah Kota Dumai dan Duri menuju Bagansiapi-api melalui jalur darat diperlukan waktu 2 jam atau 3 jam, bila dari Pelabuhan Bagansiapi-api ke Singapura atau Malaysia yaitu Malaka dan Kuala Lumpur menggunakan jalur laut kurang lebih 3 jam sampai 4 jam.
MULTI ETNIS PENDUDUK BAGANSIAPI-API



Orang Indonesia Tionghoa merupakan penghuni terbesar di Kota Bagansiapi-api, namun demikian masih banyak kelompok etnis lainnya yang tinggal berdekatan dengan mereka seperti orang Padang (Minangkabau), orang Tapanuli (Batak), orang Jawa dan lain-lain. Walau begitu, kehidupan rukun antar etnis dalam bingkai Negara Kesatuan RI berjalan dengan penyelarasan terus menerus antar penduduk warga yang berbeda asal suku, adat, agama dan kedaerahan serta budaya masing-masing terpelihara dengan baik. Bahasa pergaulannya yang utama adalah bahasa Hokkian, sedangkan bahasa Melayu merupakan variasi rumpun bahasa Melayu yang terdiri dari dua dialek, yaitu dialek yang digunakan wilayah kepulauan dan pesisir pantai, sementara dialek lainnya digunakan di daerah Sumatera. Perlu dicatat bahwa orang Melayu Riau tidak hanya tinggal di dataran Pantai Timur dan Pulau-pulau Riau, tetapi juga di Semenanjung Malaka dan Kalimantan Barat. Itulah sebabnya bahasa Melayu Riau menjadi bahasa perantaraan yang kemudian menjadi bahasa kebangsaan Indonesia.
Adapun orang Tionghoa di Bagansiapi-api yang 60 % orang Tionghoa Peranakan Indonesia, dan yang 10 % orang Tionghoa Totok (Singkek) ; Mayoritas orang Indonesia Tionghoa Bagansiapi-api memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan, ada yang menjadi petani dan pedagang ; sedangkan kelompok etnis lainnya sebagai petani. Mayoritas orang Indonesia Tionghoa Bagansiapi-api menjadi nelayan disebabkan latar belakang sejarah kehadiran mereka yang berasal dari Tionghoa Selatan, wilayah provinsi Fujian (Hokkian) bermukim di Bagansiapi-api sejak abad ke 18, dan secara kebetulan keahlian Nelayan mereka sangat cocok dengan kondisi alam Riau tak lepas dari kehidupan melaut, hal ini sesuai dengan kehidupan mereka akrab dengan laut. Sedangkan pertanian sangat terbatas karena tanahnya yang asam sangat sulit di olah untuk keperluan budidaya sektor pertanian, ditambah dengan kondisi teknik pertanian yang tidak efisien dan tertinggal.
POSISI NELAYAN MENGALAMI KEMUNDURAN
Hidup Peranakan Indonesia Tionghoa Bagansiapi-api dari pekerjaan sebagai nelayan bukanlah pekerjaan yang ringan, karena kebanyakan mereka harus hidup berbulan-bulan melaut atau hidup di atas jelmar yaitu tempat penangkapan ikan yang terletak beberapa kilometer dari pantai atau laut, yang luar biasa jelmar nelayan Bagansiapi-api dibuat dari kayu bakau yang tahan air laut  bukan dari besi seperti saat ini.
Pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19 di Selat Malaka dan sungai Rokan banyak sekali ikannya, pada zaman itu orang Indonesia Tionghoa menggunakan cara penangkapan ikannya masih sederhana, kurang jauh dari laut dan kurang dalam menjatuhkan/memasang jalanya. Penangkapan ikan menjadi mata pencaharian pokok di Bagansiapi-api. Mereka secara swadaya dan mandiri menyiapkan kapal, layar, jala dan benang serta penerangan di laut tanpa bantuan Pemerintah atau jawatan perikanan laut pada masa itu.
Hasil ikan dari penangkapan nelayan Indonesia Tionghoa Bagansiapi-api menjadi penangkapan ikan yang terbesar seluruh Indonesia dan bahkan nomor dua di dunia. Namun dari waktu ke waktu hasil perikanan semakin merosot, sekalipun laut Indonesia banyak ikannya, tetapi hasil tiap tahun semakin turun berhubung dengan alat penangkapan ikan telah kalah kompetitif, kecakapan dan keahlian nelayan pun tertinggal oleh arus globalisasi menjadi faktor pendukung kekalahan kompetisi dan terakhir pencurian ikan semakin marak oleh Negara Tetangga atau Mancanegara lainnya. Boleh dikategorikan posisi nelayan Bagansiapi-api semakin tertinggal, terisolasi dan kalah dengan kelompok pemodal mancanegara. Sekalipun usaha penangkapan ikan telah dijalankan secara turun temurun, ternyata sebagian besar nelayan telah terpinggirkan arus modernisasi perikanan, bahkan posisi miskin telah menempatkan mereka tidak berdaya. Namun pada masa itu tanah Jawa masih mendatangkan ikan kering, ikan asin dan terasi dari Bagansiapi-api.
Pada masa Penulis Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama senantiasa sepulang dari sekolah harus mencari tambahan uang untuk membiayai sekolah dengan menjajakan rokok dan barang dagangan lainnya di Pelabuhan atau di galangan kapal kayu, kadang-kadang dengan sekelompok teman berenang ketika air pasang ; Kondisi Pelabuhan Bagansiapi-api bagi Penulis sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari tempat mencari nafkah, berenang dan bermain yang sama sekali tidak diketahui teman-teman sekolah karena pergaulan Penulis lebih banyak dengan masyarakat umumnya ;
Peta situasi dan kondisi Kota Bagansiapi-api harus ditempuh melalui jalur laut atau sungai dengan menggunakan perahu kecil atau kapal tongkang atau kapal penumpang ke pelabuhan Bagansiapi-api, di masa itu belum dibuka jalur darat, yang ada pada masa itu jalur laut dan sungai sebagai alur yang dapat keluar dan masuk dari Kota Bagansiapi-api, setiap kapal atau perahu sangat hiruk pikuk berlabuh dan melalui Pelabuhan Bagan untuk bongkar muat barang-barang impor dan ekspor.
Di sepanjang pesisir dan jalan-jalan umum Bagansiapi-api dibangun rumah di atas panggung sebagai ciri khas, untuk menghindari aliran banjir air laut dan sungai maka rumah dan bangunan yang berada di dalam kota atau di tepi sungai atau pinggir laut setiap rumah dan bangunan dibangun di atas tiang yang lebih tinggi. Di daerah-daerah sungai sepanjang sungai Siak dan Rokan juga dibangun rumah rakit atau rumah di atas rakit. Selain sebagai rumah tinggal, rumah panggung dan rumah rakit juga berfungsi sebagai warung.

PEMBUAT KAPAL KAYU TERBAIK DENGAN PELABUHAN TERSIBUK DI ASIA DAN DUNIA
Untuk kepentingan perniagaan dan lalu lintas kepulauan Bagansiapi-api dan sekitarnya menggunakan perahu atau kapal penumpang atau tongkang yang dibuat dari kayu oleh galangan kapal kayu milik pengusaha Indonesia Tionghoa Bagansiapi-api telah terkenal pembuat kapal kayu tongkang atau kapal penumpang atau kapal Ikan bagi usaha perikanan tangkap dan perahu dengan berbagai ukuran, dimulai dari ukuran 100 ton sampai dengan ukuran 1500 ton yang pada umumnya pemesan dan pembeli baik warga Negara Indonesia maupun luar negeri. Sejarah kepeloporan nelayan dan pembuat kapal kayu Indonesia Tionghoa Bagansiapi-api mempunyai catatan sejarah panjang ; yang pada awalnya tatanan sederhana pembuat perahu, penangkap ikan dan penghuni Pulau Bagansiapi-api yang terpencil, memulai hidupnya dengan tatanan pra kapitalis, sederhana dalam struktur dan dengan kultur pembuatan kapal turun temurun mereka mampu menciptakan Pelabuhan Bagansiapi-api menjadi serbuan pelayaran kapal-kapal Internasional dan menjadi pusat perdagangan ekspor dan impor serta pusat Industri Perikanan Kedua di dunia.
Pada abad 18 dan awal abad 19 Pelabuhan Bagansiapi-api terbuka bagi lalu lintas pelayaran kapal-kapal Nasional dan Internasional sehingga menjadi tempat persinggahan, bongkar muat, ekspor impor dan menjadi jalur pelayaran perdagangan Internasional telah menjadikan Pelabuhan Bagansiapi-api sebagai kawasan yang tersibuk di asia dan dunia, lalu lintas kapal sangat ramai dan penuh hiruk pikuk di laut Selat Malaka, sepanjang sungai Rokan dan Siak, kapal-kapal tersebut diselenggarakan oleh maskapai Belanda dan Indonesia Tionghoa. Sepanjang waktu secara simultan kapal-kapal berlabuh di Pelabuhan Bagansiapi-api, untuk lalu lintas di laut peran pelabuhan-pelabuhan itu penting. Di Indonesia ada pelabuhan buatan yang bagus seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Belawan. Dan ada Pelabuhan-pelabuhan Alam yang indah seperti Sabang, Cilacap, Makasar dan Dumai. Teluk bayur termasuk pelabuhan alam yang diperlengkapi. Pada pelabuhan-pelabuhan yang lain kapal-kapal berlabuh jauh dari pangkalan misalnya Pelabuhan Semarang, Tegal, Cirebon, Menado dan Buleleng.
Pada masa kecil Penulis hampir setiap saat pulang sekolah selalu berjalan mencari bahan kayu bakar dari sisa-sisa kayu pada setiap galangan pembuat kapal kayu, sambil berdagang asongan dan bila air laut pasang naik maka kesempatan itu digunakan untuk berenang bersama-sama teman kampung di sepanjang pelabuhan Bagansiapi-api. Dimasa itu banyak barang-barang impor dari Singapura dan Malaysia berupa barang elektronik Radio, buah-buahan, biskuit dan barang dagang lainnya ; Kota pelabuhan Bagansiapi-api menghubungkan Rute ke Malaka, Malaysia atau Singapura serta wilayah Nusantara lainnya : Dimasa itu dapat dikatakan belum banyak orang menggunakan radio, sistem telepon pun masih manual dengan cara putar gagang, sarana jalan pun tidak baik, transportasi darat tidak ada, komunikasi lain hanya melalui surat pos dan telegram, apalagi kendaraan motor, lebih banyak menggunakan sepeda atau jalan kaki ; sedangkan kendaraan sepeda dan kendaraan tradisionil becak yang khas sebagai sarana transportasi rakyat Kota Bagansiapi-api ; Hanya mereka yang kaya memiliki alat pemancar dan penerima siaran televisi dan radio dengan menggunakan ACCU/AKI, jumlah orang yang dikategorikan kaya hanyalah beberapa gelintir saja ;  Namun demikian jaringan perdagangan dan pelayaran di Pelabuhan Bagansiapi-api telah mampu menjalin hubungan dengan dunia Internasional, posisi Bagansiapi-api yang strategis dengan hasil perikanan berlimpah-limpah yang pengaruhnya telah menyentuh seluruh kepulauan Indonesia dan Internasional.

PELABUHAN TERBESAR YANG TERTINGGAL AKIBAT MODERNISASI
Perkembangan Bagansiapi-api sebelum Perang Dunia II dikenal sebagai Pelabuhan Nelayan terbesar di seluruh Indonesia, Asia dan terbesar kedua di dunia setelah Kota Bergen di Norwegia. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa penduduk Bagansiapi-api mayoritas adalah orang Indonesia Tionghoa dan peranakan. Mereka hidup menetap dan terisolasi semenjak ratusan tahun. Banyak tidak mengingat lagi sudah berapa generasi yang menetap di Bagansiapi-api selama beberapa keturunan. Bahasa Hokkian yang digunakan juga sudah ketinggalan dan tidak berkembang seperti Hokkian yang digunakan di Propinsi Hokkian (Fujian) Tiongkok. Leluhur mereka yang datang dan menetap di Bagansiapi-api telah berhasil membangun Kota Bagansiapi-api sebagai kota mandiri yang dibanggakan di masa kolonial oleh Penjajah Belanda sebagai Kota Industri Perikanan Internasional terbesar kedua di dunia.
Setelah kemerdekaan dan menjelang berakhirnya orde lama dalam kurun waktu relatif singkat kejayaan Pelabuhan Bagansiapi-api sudah mulai mengalami proses kemunduran sebagai Kota Perikanan. Pelabuhannya menjadi Ikon Dunia Perikanan Internasional karena berada di sebelah Utara dibatasi Selat Malaka dan sebelah Timur dibatasi Laut Tiongkok Selatan; Masa kejayaan berakhir sejak tahun  1970-an yang diakibatkan oleh sungai mulai dangkal dan kering serta saat ini sebagian besar sungai telah menjadi daratan, saat ini dapat diketahui kapal-kapal pantai atau kapal-kapal tongkang lewat pada saat air pasang naikpun sudah tidak dapat merapat atau berlabuh, kapal-kapal pun mesti dipandu, sebabnya lokasi pelabuhan di Muara sungai itu mengalami pendangkalan sehingga kapal sulit merapat.
Seingat Penulis semenjak kecil di dalam buku pelajaran Ilmu Bumi – Indonesia dan Pantja Benua untuk sekolah lanjutan tingkat pertama karangan G Viriens – R.J Djojoatmodjo – terbitan J. Wolters Jakarta – Gronigen telah mencatat kejayaan Pelabuhan dan Kota Bagansiapi-api baik masa zaman penjajahan Belanda maupun setelah kemerdekaan disebutkan Bagansiapi-api Kota Nelayan dan Pelabuhan Perikanan terbesar kedua di dunia, menjadi salah satu pintu untuk keluar-masuk pelayaran dan perdagangan lintas batas Negara. Dengan pelabuhan Bagansiapi-api berada di jalur pelayaran dan perdagangan Internasional, ketika itu pusat perdagangan di Asia Tenggara di pegang oleh Malaka, sehingga Pelabuhan Bagansiapi-api pun menjadi salah satu pilihan kunjungan banyak kapal-kapal asing singgah baik untuk istirahat maupun mencari hasil perikanan terutama ikan terubuk sangat diminati ; pedagang-pedagang dari Nusantara dan Internasional melakukan perdagangan perikanan, warga Bagansiapi-api berperan sebagai nelayan dan pedagang perantara maupun pedagang ekspor ; karena keterlibatannya dalam perdagangan dunia itu berarti pedagang-pedagang warga Bagan dengan sendirinya ikut berperan dalam perdagangan Nusantara dan Internasional.
PEDANGKALAN PELABUHAN DAN BERAKHIRNYA KEJAYAAN PELABUHAN BAGANSIAPI-API DARI PETA DUNIA
Setelah berjalan waktu, secara pelan-pelan Kota Nelayan dan Pelabuhan Perikanan terbesar kedua di dunia ini mulai mundur dan redup kejayaannya sebagai Kota Industri Perikanan Internasional. Pelabuhannya perlahan-lahan tapi pasti semakin dangkal ; kapal-kapal laut, kapal tongkang maupun kapal pantai kecil yang di masa kecil Penulis ramai berlayar dan berlabuh di Pelabuhan sulit merapat atau berlabuh, harus menunggu air pasang baru bisa menurunkan muatan atau mengambil muatan ; Setelah tahun 1977 Penulis tinggalkan Kota Pelabuhan tersebut sudah terlihat kapal pantai semakin sulit dan tidak dapat merapat ke Pelabuhan Bagansiapi-api. Kapal-kapal tersebut harus menunggu di luar Pelabuhan dan tidak bisa memasukkan muatan atau mengambil muatan, yang hanya bisa dilakukan dengan perahu kecil sebagai sarana bongkar muat di luar Pelabuhan.
Sepanjang Pantai Timur Bagansiapi-api dan Sungai Rokan dan Siak secara alami telah membentang dataran rendah akibat endapan dari lumpur sungai ; dataran ini semakin hari semakin lebar, makin hari makin menyempit sungai hingga menciptakan dataran yang akhirnya menjadi Kota Pelabuhan Bagansiapi-api kita saksikan sekarang telah menjadi sebuah dataran daratan sepanjang bekas pantai dan sungai Bagansiapi-api maka pupuslah Ikon Sejarah Perikanan Dunia. Sejak itu perubahan demi perubahan terus mengalir di sungai Rokan dan Siak. Aktivitas warga yang berabad-abad cuma melaut kini menjadi lebih beragam menggerakkan denyut perekonomian kota dengan berdagang dan atau berbudidaya Burung Walet.
Peranan dan perhatian Pemerintah Daerah pada masa itu kurang terasa ada, kalaupun ada relatif terbatas ; Departemen Perikanan atau Perhubungan masing-masing kurang memberi kontribusi dan fasilitas untuk memulihkan perdangkalan Pelabuhan Bagansiapi-api. Fakta yang kita saksikan Pelabuhan Bagansiapi-api dibiarkan terlantar dan tenggelam serta hilang dari peta Pelabuhan Nelayan dan Perikanan terbesar kedua di dunia ; saat ini Pelabuhan Bagansiapi-api dibiarkan dangkal dan tambah lama menjadi dataran rendah yang perahu kecil pun sulit merapat. Kota Pelabuhan Bagansiapi-api yang terkenal dengan penghasil ikan terubuk dan setelah itu terkenal dengan Kota Belacan atau penghasil produksi terasi terbaik di Indonesia telah tinggal sebuah nama, bahkan produksi ikan asinnya juga semakin merosot, terjadi penurunan tingkat produksi ikan segar, ikan asin, belacan dan hasil laut lainnya merupakan refleksi bagaimana perubahan lingkungan alam seperti hutan bakau di sepanjang sungai mempercepat bertambah luasnya dataran karena akar-akarnya menahan lumpur, tertimbun dan menjadikan Pelabuhan Bagansiapi-api sebuah Pulau Baru ; Di samping itu juga terjadi perubahan lingkungan eksternal seperti kurangnya bimbingan dan perhatian instansi perikanan dan perhubungan memberi dampak negatif terhadap Pelabuhan Bagansiapi-api sebagai Kota Industri Perikanan Internasional kedua di dunia menjadi hancur tanpa bekas, tetapi mencatat sebuah nama besar dalam buku besar sejarah dunia.


PENGEKSPOR IKAN ASIN MENJADI PENGIMPOR IKAN ASIN

Hancurnya Pelabuhan Bagansiapi-api sebagai Kota nelayan dan Industri Perikanan terbesar di Indonesia dalam hal produksi ikan asin pun terjadi penurunan ; Disebabkan antara lain karena kekurangan garam, yang membawa akibat berton-ton ikan terpaksa dibuang kembali ke dalam laut karena membusuk, akibat tidak ada persediaan garam yang cukup. Semuanya ini semestinya tidak perlu terjadi jika Pemerintah Daerah maupun instansi perikanan dan perhubungan menfasilitasi dan mendorong masyarakat Bagansiapi-api. Situasi ini baik secara langsung maupun tidak langsung telah menyebabkan terjadi dan berkembangnya perdagangan ikan segar di tengah laut untuk dibawa ke Malaysia. Tidak ada upaya atau pemikiran menyediakan penggaraman sendiri. Air laut cukup asin didekat Bagansiapi-api, tetapi karena garam merupakan monopoli Negara menurut ketentuan warisan Kolonial, akibatnya Bagansiapi-api harus menunggu pengirim garam dari Kalianget – Madura pengiriman garam Kalianget ke Bagansiapi-api sering terlambat karena persediaan kapal pengangkutan kurang dan mengakibatkan produksi ikan asin menurun dan kadangkala terpaksa mengimport ikan asin dari Negara lain, dan sungai garam di tengah Kota dahulu tempat bongkar muat garam Kalianget pun sekarang ini menjadi dataran jalan raya akibat pedangkalan Pelabuhan Bagansiapi-api dan runtuhnya system Industri Perikanan Bagansiapi-api yang berjaya di dunia, dalam sekejap hilang dan musnah dari peta Industri Perikanan dunia.
PEMAIN PERIKANAN INTERNASIONAL MENJADI PEMAIN PERIKANAN LOKAL
Pelabuhan Bagansiapi-api dikenal sebagai Kota Nelayan dan Industri Perikanan telah menjadi runtuh tanpa bekas ; Pada masa itu kompetitor bidang Industri Perikanan di Bergen – Norwegia menjadi tambah maju, karena teknologi pengawetan ikan berkembang maju ; Pemerintah Norwegia memberi bimbingan, perhatian dan dorongan sepenuhnya dalam menggunakan teknologi paling modern guna meningkatkan kemakmuran nelayan Norwegia ; Alangkah malangnya nelayan Pelabuhan Bagansiapi-api sebagai Kota Nelayan dan Industri Perikanan telah berakhir masa kejayaannya. Generasi muda Indonesia Tionghoa Bagansiapi-api hanya bisa menatap dan menyayangkan hilangnya kejayaan Pelabuhan Bagansiapi-api dan runtuhnya kemakmuran rakyat nelayan Bagansiapi-api bersamaan dengan hilangnya kejayaan Industri Perikanan bagansiapi-api. Kini Pelabuhan Bagansiapi-api dan Kotanya pun menjadi tidak berarti lagi secara ekonomi ; Para pembuat kebijakan di masa orde lama dan orde baru tidak sungguh-sungguh dan jujur mau melakukan modernisasi Pelabuhan Bagansiapi-api, tidak ada perbaikan infrastruktur walaupun dana dari devisa ekspor ikan laut Bagansiapi-api memadai ; Pemerintah tidak secara serius memperbaiki fasilitas pemasaran dan peningkatan produksi hasil laut atau perikanan ; Revitalisasi nelayan tidak terjadi ; Revitalisasi Industri Perikanan dalam skala kecil dan menengah pun tidak terpenuhi ;
Sekarang ini nelayan kecil Bagansiapi-api yang terpinggirkan akibat kalah bersaing dengan teknologi dan jebakan globalisasi terpaksa bertahan dengan menggunakan alat tangkap sederhana secara individual. Mereka terpaksa memakai perahu layar sederhana, wilayah tangkapnya pun dekat pantai dan motif produksinya pun sekedar memenuhi kebutuhan dasar minimum hidup sehari-hari. Tangkapan yang dipasarkan jumlahnya tidak besar. Ini telah menjadi tragedi yang bertentangan dengan citra nelayan Bagansiapi-api di masa lalu yang dikenal mampu merantau ke laut lepas di beberapa wilayah operasinya sampai kebeberapa Negara Asean hingga Australia untuk menangkap ikan. Sekarang volume tangkapan ikan dari pemain perikanan Internasional menjadi sekedar untuk konsumsi di tingkat Kabupaten atau Kecamatan saja.
HANCURNYA PEREKONOMIAN NELAYAN DAN KERUGIAN NEGARA
Namun demikian disebabkan Kota Bagansiapi-api dihuni oleh mayoritas Peranakan Indonesia Tionghoa dan oleh banyak orang Indonesia masih dianggap “asing” ; Disadari atau tidak, terlihat timbul rasa menyesal, bahwa Pelabuhan Bagansiapi-api telah berlangsung proses pemiskinan masyarakat secara perlahan, kemudian pemiskinan ini berlangsung dalam kurun waktu cukup lama, maka muncul zona krisis dan tertinggalnya Pelabuhan Bagansiapi-api tidak bisa dihindari yang telah membahayakan dan menghancurkan kelangsungan hidup nelayan ;
Dengan mundur dan tertinggalnya Bagansiapi-api sebagai Kota Pelabuhan dan Nelayan teramai di Selat Malaka dan terbesar di Indonesia serta terbesar kedua di dunia sebagai Kota Industri Perikanan Internasional Kedua setelah Belgia, membawa konsekwensi terhadap perekonomian tingkat Propinsi maupun tingkat Nasional saat ini musti menyediakan devisa untuk import ikan asin dari Bangkok atau Negara lainnya ; dan rakyat sebagai konsumen ikan asin harus membayar lebih mahal untuk ikan asinnya ;
Akibat lebih luas terjadi krisis ekonomi rakyat yang melanda nelayan Bagansiapi-api memberi pelajaran berharga bagi generasi muda bahwa Pemimpin Bangsa pada masa itu telah melupakan rakyat nelayan ketika pertumbuhan ekonomi perikanan mencapai tingkat prestasi Internasional dan menduduki tingkat kedua di dunia Industri Perikanan Internasional ; padahal posisi rakyat nelayan adalah tempat jiwa bangsa ini berada. Oleh sebab itu pengalaman ini menjadi pelajaran di masa depan untuk merevitalisasi strategi pembangunan kerakyatan khusus nelayan Bagansiapi-api.
PENUTUP
Kedangkalan sungai Rokan di gerus waktu, cuaca, dan factor alam lainnya menyebabkan Pelabuhan Bagansiapi-api sekarang ini sudah sangat parah dan jika ingin dilakukan penggalian atau pemulihan lagi sudah sulit diwujudkan, dibutuhkan dana anggaran triliunan untuk biaya rehabilitasi yang tidak mungkin ditanggung oleh Anggaran Negara lagi. Prestise dan kejayaan Negara kita dengan hadirnya Bagansiapi-api sebagai Kota Industri Perikanan Internasional Kedua telah dirugikan oleh fakta gagalnya transformasi industrial perikanan Indonesia. Kota Pelabuhan terbesar di Indonesia dan Kota Perikanan Kedua di dunia telah mengubur masa lalunya secepat mungkin sudah lenyap, hilang dan hapus dari peta Industri Perikanan Dunia Internasional sebagai akibat kegagalan transformasi industrial yang patut menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda, Pemerintah Daerah dan Negara RI yang tercinta.
Dengan letak geografis Kabupaten Rohil yang berada di kawasan Pesisir, tepatnya di jalur pelayaran dan perdagangan internasional yang paling ramai dimasa silam telah menjadi sebuah legenda ; Pertumbuhan ekonomi pada hampir seluruh wilayah Kabupaten Rohil dan daerah-daerah lain di Propinsi Riau menjadi mundur. Saat ini Pemerintahan Rohil telah melakukan pembangunan pelabuhan baru dan merupakan bagian grand design pengembangan pelabuhan yang menghubungkan Rute Bagansiapi-api ke Malaka-Malaysia. Diharapkan pelbuhan baru ini dapat mendorong potensi Rohil dan memberi dampak positif kemajuan bagi masyarakat dan kota Bagansiapi-api.
Jakarta, 18 Januari 2011.

sumber : baganintheworld.com

Rahasia Awet Muda Wanita-Wanita Jepang


Tokyo, tak hanya suasana kotanya yang enak dipandang, tetapi juga para perempuannya. Banyak perempuan Jepang yang tetap tampil menarik meskipun usia mereka tampaknya mendekati kepala tiga.


Lalu, saat berbincang-bincang, cerita yang bergulir dari mulut mungil mereka antara lain mengenai susahnya membesarkan anak remaja dan seputar urusan karier yang sudah dijalani selama 20 tahun. Saya tergelitik untuk berhitung, berarti umur mereka mendekati angka 40-an. Wow, rasa penasaran pun menyeruak. Sempat terlintas dalam benak, jangan-jangan ada ramuan khusus sehingga mereka tampak awet muda. Namun, melihat hampir semua perempuan Jepang awet muda, sepertinya ada rahasia lain yang perlu ditelusuri.

Tentunya kita tidak harus tinggal di Jepang atau menjadi orang Jepang agar tidak cepat keriput. Kita hanya perlu "mencuri" ilmu diet, gaya hidup, ataupun tips perawatan kulit mereka. Dan ternyata, inilah rahasianya...

Berikan kulit makanan seimbang


Dalam bukunya, Japanese Woman Don't Get Old or Fat, Naomi Moriyama menggambarkan negaranya sebagai tempat di mana perempuan berusia 40 terlihat seperti berumur 20-an. "Mereka bebas menikmati makanan lezat dan tingkat penderita obesitas di Jepang hanya tiga persen saja," ujarnya.

Naomi memaparkan kunci diet ala mereka adalah: sepiring kecil minyak ikan, kedelai, nasi, sayur-sayuran, dan buah-buahan. "Makanan yang terbuat dari beras juga dipercaya memberikan sumbangsih untuk kesehatan kulit. Bahkan, sampai ada kata khusus dalam bahasa Jepang yang menggambarkan kulit lembut dan kenyal, yaitu mocha-hada atau kulit seperti mochi, sejenis kue dari tepung beras yang teksturnya kenyal, halus, dan lembut," lanjutnya.

Jessica Wu, MD, seorang dokter kulit di Los Angeles asal Taiwan yang dibesarkan oleh orangtua asli Cina, mempunyai tradisi dan pola makan mirip orang Jepang. Ia percaya kalau kedelai termasuk jenis makanan antipenuaan terbaik.

"Sewaktu kecil, saya minum susu kedelai segar buatan ibu setiap hari, dan kami lebih sering makan tofu dibandingkan daging dan produk susu lainnya. Saya yakin kedelai bisa menyembuhkan jerawat dan meminimalkan kekeringan kulit," ujar Jessica.

Orang Jepang juga berpendapat, green tea membantu memperlambat proses penuaan. Mereka mengonsumsi minuman kaya antioksidan ini sepanjang waktu, pastinya jauh lebih baik daripada kopi, jus buah kemasan, ataupun diet coke.

Lihatlah gaya hidup mereka yang begitu sehat. Jumlah perempuan yang merokok di Tokyo hanya sekitar 10 persen. Mereka juga cukup taat membatasi konsumsi makanan berkadar gula tinggi. Ia bercerita, "Sewaktu tinggal di Los Angeles, saya suka irisan jeruk sebagai makanan penutup, bukan kue cokelat. Ternyata, di antara para sepupu, hanya saya yang tidak berjerawat saat remaja."

Berdasarkan penelitian terbaru, konsumsi gula yang berlebihan dapat memicu infeksi jerawat dan merusak lapisan kolagen.

Balurkan tabir surya setiap hari


Kalau Anda pernah menemukan turis-turis Jepang berseliweran, Anda akan melihat perempuan Jepang selalu menggunakan payung saat cuaca sedang terik.

"Mereka memang sangat fanatik menjaga kulit dari sengatan matahari untuk menghindari flek-flek hitam di wajah," ujar Susan Taylor, MD, seorang dokter kulit asal Philadelphia. Sebagai seorang keturunan Afrika-Amerika, Susan sengaja memberikan perhatian khusus kepada pasien kulit berwarna.

Pada prinsipnya flek hitam bisa dialami oleh semua warna kulit, kecuali mereka yang berhati-hati menjaga kulit. Ternyata, kaum hawa di Jepang telah melakukannya lebih awal, yaitu sejak usia 20-an.

Jika dibandingkan dengan perempuan Kaukasia, kulit mereka memang mengandung lebih banyak melanin sehingga pigmentasi akan mudah terlihat. Akan tetapi, jika disandingkan dengan keturunan Melayu atau Latin, melanin mereka lebih sedikit.

Melanin juga berfungsi sebagai pelindung alami dari sinar matahari. Kulit perempuan Jepang lebih mudah terbakar daripada mereka yang berkulit gelap. "Untuk mencegah munculnya noda di wajah, ibu-ibu di sana mulai memakaikan tabir surya kepada bayi mereka sejak lahir," ungkap Yuko Hosnino, seorang spesialis kulit dari Shiseido Tokyo.

Hasilnya, perempuan Jepang bukan hanya terhindar dari flek hitam ketika dewasa, tetapi kerutan di muka pun lebih sedikit. Kerutan yang muncul di usia 40-an dan 50-an sebenarnya lebih disebabkan akibat dampak buruk paparan sinar ultraviolet yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.

Jadi, gunakanlah tabir surya setiap hari—bukan hanya saat kita berada di pantai—agar kulit tidak rusak dan selalu sehat.

Ratakan warna kulit


Ketika kita sudah rutin menggunakan tabir surya, langkah berikutnya adalah meminimalkan flek hitam yang terlanjur menempel di wajah. Yoko Kisara, seorang penulis kecantikan di Tokyo, menyarankan memakai krim yang memperlambat produksi pigmen -biasa disebut pemutih, brightening atau tone corrector. Fungsinya sama: memutihkan dan meratakan warna kulit di bagian tertentu.

Jika perbedaan warna kulit terlihat sangat jelas, Jessica Wu, MD, seorang dokter kulit di Los Angeles asal Taiwan, mengatakan lebih baik Anda pergi ke dokter kulit untuk meminta obat yang mengandung hydroquinone atau tretinoin (Retin-A) dengan kadar tertentu.

Anda juga dapat menjalani terapi pengelupasan kulit, lewat obat-obatan kimia atau terapi Intense Pulse Light (IPL) yang menggunakan sinar khusus untuk memperbaiki warna kulit.

Jaga kelembaban kulit
"Tidak banyak perempuan Jepang usia di atas 40-an yang mengeluh kulit mereka kering," ujar Hideko Hattori, seorang dokter kulit di Tokyo. Ini terjadi antara lain berkat bantuan alam.

Tingkat kelembaban beberapa wilayah di Jepang memang cukup tinggi, sehingga masih ada saja perempuan separuh baya di sana yang mengeluh wajah mereka kelebihan minyak. Anda memang tidak dapat mengubah iklim, tapi Anda bisa meniru beberapa kebiasaan, agar kulit bebas dari kekeringan dan tetap lembab.

Sebagian besar orang Jepang jarang menggunakan AC maupun pemanas ruangan. Bahkan, ketika musim panas banyak perusahaan mengeluarkan kebijaksanaan "cool biz", yaitu mengizinkan para karyawannya berbusana kasual, supaya lebih nyaman saat udara sedang panas. Hasilnya, kulit mereka tetap lembab.

Perempuan Jepang juga sangat disiplin dalam ritual melembabkan kulit. "Banyak di antara mereka rela memakai bermacam-macam jenis produk yang fungsinya hampir sama. Setidaknya dua dari tiga produk tersebut berguna untuk melembabkan kulit. Sementara, kebanyakan wanita Amerika, justru lebih suka mengandalkan satu jenis krim saja dengan harapan berbagai masalah kulit dapat teratasi dengan baik," ujar Yoko.

Contohnya, Ikuko Watanabe, seorang fashion stylist berusia 50, memakai krim pelembab dan toner yang berfungsi melembabkan kulit, serum pelembab, serum mencerahkan kulit, dan tabir surya sekaligus pelembab. Bahkan, ditambah lagi dengan masker pelembab wajah, setidaknya seminggu sekali. Hm... tentu saja kulit mereka jadi lembab dengan cara itu.

Pijat area wajah dan leher


Dalam adat Cina dan Jepang, pijat wajah merupakan bagian ritual perawatan kulit. "Ibu saya menyarankan, selagi muda lakukan pemijatan setiap malam, setelah membersihkan wajah," lanjut Jessica.

Kegiatan ini adalah bagian dari tradisi akupunktur dan acupressure Asia Timur yang bisa melancarkan peredaran darah, sehingga kulit wajah lebih segar dan mudah menyerap berbagai produk perawatan kulit.

Menariknya lagi, lokasi pemijatan wajah sama dengan titik dimana botoks disuntikkan oleh para dokter kulit. Contohnya, di antara kedua alis, garis ekspresi atau senyum, dan di samping kedua mata bagian luar."

Ia juga percaya, kalau kita teratur memijat wajah, hasilnya bisa segera dibuktikan. "Sekitar 15 tahun lalu, ketika saya mulai melakukan praktek botoks dan suntik kolagen, saya menawarkan terapi ini kepada ibu saya yang berusia 55. Namun, ketika ia duduk di ruang praktek dan tangan saya mulai bereaksi, saya baru sadar ternyata ia tak memiliki kerutan sama sekali," tandasnya terpana.

source: http://surabayacybercity.blogspot.com

Minggu, 23 Januari 2011

22 Fakta Menarik Tentang Fungsi Payudara Wanita ! [17+]

Sebelumnya mohon maaf kalau gambar yang ada di postingan ini terlalu vulgar [buat yg dah 17th ke atas ya :p ]. Ini hanya sekedar informasi saja bahwa sebenarnya banyak info-info menarik seputar payudara wanita. Salah satunya yaitu fungsi dari payudara seorang wanita. Ada banyak juga lho fungsi dari payudara wanita… Yuk kita intipin apa sih sebenarnya fungsi dari payudara milik kaum hawa ini.
1. untuk menyusui anak.
2. Sebagai pelengkap keindahan seorang wanita. Lihat aja foto dibawah ini. Indah kan?

3. Bisa dijadiin tempat gantungan untuk mempermudah pekerjaan


4. Untuk membawa barang-barang yang kecil seperti soft drink, dll

5. Buat tatakan buku agar tangan mereka ngga cape baca buku yang tebal

6. Bisa dijadikan alat untuk menghasilkan karya seni lukisan.

7. Sebagai airbag agar aman terhadap benturan kalau terjadi tabrakan.

8. Sebagai bemper agar hidung ngga bonyok kalau kejeduk pintu

9. Buat pasang pengumuman atau pesan agar kelihatan lebih menonjol

10. Sebagai tempat memelihara ikan

11. Sebagai tempat tidur paling empuk bagi hewan peliharaan kesayangan

12. Untuk mengusir sapi atau binatang pengganggu lainnya. Karena bagi hewan dada wanita bagaikan mata binatang besar yang menakutkan.

13. Berguna untuk nandain tempat kalau lagi berjemur di pantai.

14. Bisa dijadikan alat untuk menciptakan sebuah permainan baru

15. Dijadikan sarana promosi dengan menjadikan huruf yang menonjol.

16. Ngga jauh beda dengan yang diatas dijadiin penarik suatu produk agar laku dipasaran

17. Dijadikan objek lukisan

18. Objek photografi yang sangat disukai oleh photografer

Walaupun berupa gambar/poster pun dada wanita tetap menarik untuk dijadiian obejk photografi.

19. Bisa dijadikan objek untuk membuat minder para saingan mereka.

20. Dijadiin suguhan yang menarik bagi polisi agar tidak kena tilang

21. Sebagai daya tarik yang luar biasa untuk menaklukan kaum lelaki.

22. Bisa dijadiin senjata untuk membuat juling mata lelaki.

Ha6… Fungsi yang sebenarnya hanya ada di poin 1-3, selebihnya hanya candaan…
Just Kidding kok!! bagi para wanita jangan marah ya.. pisss :p !! [-kritz-]

infokita.ucilblog.com

Marmut yang lucu

Foto 2011