Home

Rabu, 11 Juli 2012

Ritual bakar tongkang di Bagansiapiapi dan Tanjung Balai Asahan


Ritual Bakar Tongkang atau Go Cap Lak (五月十六日) adalah sebuah ritual tahunan masyarakat di Bagansiapiapi yang telah terkenal di mancanegara dan masuk dalam kalender visit Indonesia. Setiap tahunnya ritual ini mampu menyedot wisatawan dari negara Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok Daratan. Kini even tahunan ini gencar dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai sumber pariwisata

Bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang Tionghoa dari Propinsi Fujian - China, merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa Kie Ong Ya yang saat itu ada di kapal tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan.
Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan berpikiran di mana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan Selat Malaka tersebut.

Mereka yang mendarat di tanah tersebut sebanyak 18 orang yang kesemuanya bermarga Ang, diantaranya : Ang Nie Kie, Ang Nie Hiok, Ang Se Guan, Ang Se Pun, Ang Se Teng, Ang Se Shia, Ang Se Puan, Ang Se Tiau, Ang Se Po, Ang Se Nie Tjai, Ang Se Nie Tjua, Ang Un Guan, Ang Cie Tjua, Ang Bung Ping, Ang Un Siong, Ang Sie In, Ang Se Jian, Ang Tjie Tui.

Kemudian para marga ang ini mereka mendirikan Liu Gui Tang ,

Apa itu Liu Gui Tang ??
Di distrik Putian provinsi Fujian China.
Terdapat tmpt terkenal Liu Gui Tang 六桂堂 ( Gedung Enam Kemenangan ). Tempat itu merupakan gedung leluhur biasa yg di gunakan bersama oleh 6 marga berikut :
1. Weng 翁
2. Hong 洪
3. Jiang 江
4. Fang 方
5. Gong 龚
6. Wang 汪
Kenapa mereka bisa menggunakan satu gedung leluhur yg sama?
Ini karena marga-marga ini berasal dari satu marga yakni Weng 翁 。 Pada masa Lima Dinasti Seseorang bernama Weng Qian Du 翁 乾 度 mengabdi sebagai tabib Raja Min dari kerajaan Min yg kemudian di hancurkan oleh krjaan Tang Selatan.
Demi menghindari musibah Weng Qian Du memberi enam marga yg berbeda kpd 6 anakny.
Ke enam anakny lulus dalam ujian negara sehingga mereka di sebut 6 kemenangan dan generasi penerusny menamakan gedung leluhur itu dgn Enam Kemenangan yg biasa di sebut Liu Gui Tang 六桂堂

 Sekarang Liu Gui Tang sudah ada di beberapa kota di Indonesia :

Liu Gui Tang Bagansiapiapi
YAYASAN MARGA SAT EKA
印度尼西亚-廖省峇眼亚比六桂宗祠
会址:JL.SENTOSA NO.59 BAGAN SIAPIAPI
电话: 0767-24202

LIU GUI TANG TANJUNG BALAI ASAHAN
YAYASAN SAD PUTRA PERSAUDARAAN
印度尼西亚-苏北亚沙汉六桂宗亲会
会址:JL.NURI NO.18/6 SIMP JL HAMDOKO TJG BALAI ASAHAN
主席: 洪德河 手机: 0811-628-278, 电话: 0623-5966

Liu Gui Tang Medan
YAYASAN SAD PUTRAPERSADA
印度尼西亚-苏北棉兰六桂堂宗亲会Y
会址:JALAN PANCUR BATU NO.4,MEDAN 20234
电话: (061) 4525710
传真: (061) 4539866

Liu Gui Tang Surabaya
PERKUMPULAN ENAM BERSAUDARA JAWA
印度尼西亚-东爪哇六桂宗亲会
会址:JL.PAHLAW AN NO.64 SURABAYA 60174 INDONESIA
主席:翁瑞材
手机: 0812-601-8631
电话: 031-547-3575
传真: 031-531-0315


Liu Gui Tang Tanjung Balai Karimun
PERHIMPUNAN ENAM BERSAUDARA
印度尼西亚-廖省岛吉里汶县六桂堂
会址:MERAL-TG BALAL KARIMUN 29661
成立时间:2002年2月2日
主席: 方利忠
手机: 0811-694-605
电话: 0777-21532 , 0777-21720
传真: 0777-31532


Liu Gui Tang Jakarta
PERHIMPUNAN ENAM PERSAUDARAAN, DKI JAKARTA
JL.GUNUNG SAHARI NO.28D, JAKARTA



 Asal Usul Nama Bagansiapiapi
Cahaya terang yang dilihat ke-18 perantau ini pada waktu kehilangan arah adalah cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang di atas bagan (tempat penampungan ikan di pelabuhan). Sehingga para perantau menamakan daratan tersebut dengan nama Baganapi yang kini dikenal sebagai Bagansiapiapi.
Mereka inilah yang kemudian dianggap sebagai leluhur orang Tionghoa Bagansiapiapi. Sehingga mayoritas warga Tionghoa Bagansiapiapi kini adalah bermarga Ang atau Hong.
Pada penanggalan Imlek bulan kelima tanggal 16, para perantau menginjakkan kaki di daratan tersebut, mereka menyadari bahwa di sana terdapat banyak ikan laut, dengan penuh sukacita mereka menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. Mulailah mereka bertahan hidup di tanah perantauan tersebut.
Sebagai wujud terima kasih kepada dewa laut Kie Ong Ya, para perantau memutuskan untuk membakar Tongkang yang ditumpangi mereka sebagai sesajen kepada dewa laut. [2].
Mereka yang merasa menemukan daerah tempat tinggal yang lebih baik segera mengajak sanak-keluarga dari Negeri Tirai Bambu sehingga pendatang Tionghoa semakin banyak. Keahlian menangkap ikan yang dimiliki oleh nelayan tersebut mendorong penangkapan hasil laut yg terus berlimpah. Hasil laut berlimpah tersebut di-ekspor ke berbagai benua lain hingga Bagansiapiapi menjadi penghasil ikan laut terbesar ke-2 di dunia setelah Norwegia.
Perdagangan di selat Melaka semakin ramai hingga membuat Belanda melirik Bagansiapiapi sebagai salah satu basis kekuatan laut Belanda, yang kemudian oleh Belanda membangun pelabuhan yang di Bagansiapiapi, konon katanya pelabuhan tersebut adalah pelabuhan paling canggih saat itu di selat Melaka.
Tidak hanya hasil laut yang saat itu menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Bagansiapiapi, tapi ada juga hasil karet alam yang juga sangat terkenal. Di masa perang dunia I dan perang dunia II, Bagansiapiapi disebut sebagai salah satu daerah penghasil karet berkualitas tinggi yang saat itu banyak sekali dipakai untuk kebutuhan peralatan perang seperti ban dari bahan karet.
Pengolahan karet alam tersebut dilakukan sendiri oleh masyarakat Bagansiapiapi di beberapa pabrik karet di Bagansiapiapi. Namun setelah perang dunia II selesai, permintaan akan karet semakin menurun hingga beberapa pengusaha menutup pabrik karet tersebut.
Dari sisi kebudayaan, terdapat sebuah kelenteng tua yang sudah berumur ratusan tahun. Di tempat kelenteng inilah Dewa Kie Ong Ya saat ini disembahyangkan. Dewa Kie Ong Ya yang ada di dalam kelenteng Ing Hok Kiong saat ini adalah patung asli yang dibawa ke-18 perantau pada saat pertama kali menginjak kaki di daratan Bagansiapiapi.


Untuk mengenang para leluhur dalam menemukan Bagansiapiapi dan sebagai wujud syukur terhadap dewa Kie Ong Ya, kini setiap tahun diadakan Ritual Bakar Tongkang atau Go Cap Lak. Go berarti bulan kelima dan Cap Lak berarti tanggal enambelas, perayaan Go Cap Lak jatuh pada tanggal 16 bulan kelima lunar setiap tahunnya.

Ritual Ini tidak hanya diadakan di Bagansiapiapi, tapi juga diadakan oleh perantau asal bagansiapiapi di Tanjung Balai Asahan, karena ke Bagan Siapiapi membutuhkan biaya besar, hingga  digelarnya upacara yang sama di Tanjungbalai sekaligus mengenalkan budaya ini kepada masyarakat Sumatera Utara khususnya.

TEMPAT   ACARA


Bagansiapiapi
Di Kelenteng Ying Hok King
merupakan kelenteng tertua di Bagansiapiapi



























Tanjung Balai
Di Kelenteng Ki Ong Thua
Ki Ong Thua tahun ini menempati bangunan baru, Ki Ong Thua didirikan para perantau asal bagansiapiapi di Tanjung Balai Asahan 22 Tahun yang lalu,
Setiap tahun diadakan bakar tongkang di tanjung balai asahan karena ke Bagan Siapiapi membutuhkan biaya besar, maka digelarnya upacara yang sama di Tanjungbalai sekaligus mengenalkan budaya ini kepada masyarakat Sumatera Utara khususnya.












Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar