KUTIPAN DARI WEB IAPW
Surat Terbuka PDF Print E-mail
Written by Djasmin, SH. MH
Friday, 03 June 2011 04:29
SURAT TERBUKA KEPADA
YANG TERHORMAT SAUDARAKU INDRA WIBOWO
SELAKU MANTAN KETUA UMUM IAPW
Saudaraku !!
Saya termenung dan merenung sangat dalam, hati-hati, dan perihatin apa yang harus dilakukan terhadap aspirasi Saudaraku yang di publikasi di Website BON, setelah dicermati dari berbagai sisi etika sosial dan kesantunan dalam menyuarakan hati terkesan komentar kabar dan berita di Website tersebut bertendensi Semau Gue, bahkan isinya mengandung nuansa provokatif, pelecehan dan penghinaan akal budi manusia, di Website BON Saudaraku secara terus menerus menebarkan bahasa kritik yang bernuansa tidak produktif dan tidak positif yang cenderung melanggar prinsip-prinsip organisasi dan etika yang hakiki, karena selaku mantan Ketua Umum IAPW semestinya paham dengan saluran aspirasi dalam mekanisme Organisasi IAPW ; Komentar apapun diruang dunia maya harus mentaati nilai-nilai sosial kultural yang di junjung tinggi dalam kehidupan masyarakat.
Sebagaimana tercatat dan terekam dalam publikasi On Line Website BON, antara lain kata-kata yang berbunyi dengan urutan tanggal dan jam bersama-sama Tokoh-Tokoh yang inisial dan identitas samaran berturut-turut bernama Susan, Sukandar, Budi, Abok, A Yam, Jhonny, Andy Boyong. Yang pada pokok isinya memancing amarah publik terhadap ORMAS IAPW.
Dialog yang berawal dari beredarnya surat tertanggal 25 April 2011 No. 001/IV/ING/2011, berikut SMS, Facebook dan kemudian Pengumuman Penting tertanggal 10 Mei 2011 serta Pemberitahuan Penting Tertanggal 13 Mei 2011 di Website IAPW telah di transmutasikan secara tidak sah dan tanpa izin oleh Saudaraku ke Webside BON. Adapun kabar dan berita yang disampaikan menggunakan bahasa komunikasi tendensius yang dapat di baca dan di lihat tiap hari di Website BON yang menjadi rekaman data elektronik sebagai alat bukti secara objektif dapat saya gunakan sebagai bahan surat ini sebagai berikut :
Dari catatan bahasa komunikasi yang disampaikan terkandung nuansa aspirasi antagonistik, provokatif negatif terhadap Pemimpin dan Struktur Pengurus IAPW diolok-olok dengan berlebihan sehingga terjadi pelecehan martabat dan kehormatan pribadi Pengurus dan Institusi IAPW yang semestinya harus ditegakkan dan diperjuangkan oleh mantan Ketua Umum IAPW bukan dihancurkan tanpa mempertimbangkan akal budi, norma-norma sosial, rasa kesusilaan masyarakat, dan dalam batas-batas asas moral dan etika serta wajib menghormati asas praduga tidak tidak bersalah ; tidak menghakimi atau membuat kesimpulan tanpa melalui investigasi ; Saudaraku sebagai seorang mantan Ketua Umum IAPW yang seharusnya menjadi figur Pemimpin yang memberi dan menjadi teladan, yang harus memberi contoh dan dapat membangkitkan semangat netralitas serta memberikan inspirasi kepada Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api.
Pada dasarnya, ada dua jenis orang di dunia, yang pertama adalah Pemimpin dan yang lainnya Pengikut. Sebagian besar Pemimpin hebat pada awalnya adalah Pengikut. Mereka menjadi Pemimpin hebat karena mereka adalah Pengikut yang cerdas ; Dimana-mana seorang Pemimpin sudah tentu harus berperan sebagai orang yang kita segani, kita tiru dan kita teladani, memperlakukan orang yang dipimpin dengan respek dan bermartabat. Kepemimpinan mengundang rasa hormat, memiliki simpati kepada pengikutnya, memahami permasalahan dengan jelas dan tepat ; Setia kepada Almamater, bukan berusaha menyebarkan dan menanamkan ketakutan, hasutan yang memperkeruh, tidak berimbang, bahkan kesantunan dan etika sosial hilang, dengan tidak mempertimbangkan nalar akal sehat dan akal budi yang kita junjung tinggi terasa barang murahan, cara komunikasi tersebut terasa brutal dan mendorong publik untuk memenuhi kebuasan dan kebrutalan bahasa tersebut, sekonyong menjadi pilihan dan solusi, bahasa komunikasi yang jauh dari akal sehat dan akal budi manusia.
Saudaraku !!
Pada awalnya Priode Pertama kepemimpinan ORMAS IAPW dapat dilukiskan seperti kisah tentang sekelompok orang buta dan gajah, Nah alkisah ada sekelompok orang buta yang mencoba menggambarkan bentuk gajah dengan persepsi yang berbeda dari masing-masing orang buta. Yang satu menyentuh kaki gajah dan mengatakan gajah itu seperti pilar. Yang lain menyentuh kuping dan mengatakan gajah itu seperti kipas. Yang lain lagi menyentuh ekor dan mengatakan gajah itu bukan pilar dan bukan kipas, tetapi itu seperti sapu. Yang lainnya menyentuh tubuh dan mengatakan gajah itu adalah seperti tembok tebal dan tinggi. Mereka berdebat terus tanpa ada pemecahan. Tiap orang buta menyentuh bagian dari gajah dengan penilaian dan presepsi gagasan yang berbeda satu sama lain tentang apa gajah itu. Namun yang jelas gajah itu adalah seekor gajah yang sama dengan mereka raba. Seperti itulah perjalanan pengalaman, Anda mendapatkan gagasan yang terbatas, namun Sang gajah telah berdiri dan hidup dalam wadah yang menjadi rumah kita, tempat tinggal dan tempat singgah Alumni Perguruan Wahidin yang harus kita jaga kehormatan dan reputasi serta menjunjung tinggi nilai-nilai sosial kultural Alumni Perguruan Wahidin.
Saudaraku !!
Kemudian pada Priode Kedua kepemimpinan ORMAS IAPW dapat dilukiskan seperti kisah kura-kura dan ular yang hidup didalam hutan. Suatu ketika hutan itu terbakar dan mereka berupaya kabur. Kura-kura itu terseok-seok berjalan dan kemudian ia melihat si ular merayap melata lewat. Kura-kura merasa kasihan kepada ular. Mengapa ? Karena ular itu tidak punya kaki, jadi kura-kura mengira bahwa ular itu tidak akan bisa meloloskan diri dari api. Kura-kura itu ingin menolong ular. Namun seiring api terus menjalar, ular lolos dengan mudah, sementara kura-kura dianggap gagal, bahkan dengan empat kakinya, dia dianggap tewas disana.
Itulah kekeliruan kura-kura. Dia berpikir , jika kamu punya kaki, kamu bisa bergerak. Jika kamu tidak punya kaki, kamu tidak bisa pergi kemana-mana. Jadi kura-kura mencemasi ular. Dia pikir ular akan mati karena tak punya kaki. Tapi ular tenang-tenang saja, dia tidak cemas, karena dia bisa kabur dari bahaya dengan mudah. Ular dengan sombong dan angkuh mencari mangsa, menciptakan dan menyebarkan ketakutan dan horor atas keterbatasan kemampuan kura-kura yang menghadapi musibah api dan terjebak di dalam api tersebut ;
Inilah satu cara untuk bisa bicara kepada orang yang memiliki gagasan-gagasan atau estimasi keliru. Mereka merasa hebat dan kasihan kepada Pemimpin atau Ketua saat ini, menganggap kepemimpinan saat ini tidak bagus dan tidak solid, semua masalah seolah-olah tidak melalui rapat. Sekalipun faktanya banyak masalah diselesaikan melalui rapat yang notulen rapat dapat di baca setiap waktu di Sekretariat IAPW. Kemudian disebut Pemimpin bersifat individual sehingga menganggap tidak seperti pemimpin sebelumnya. Sungguh aneh dan terlalu simple menilai tanpa memahami essensi persoalan latar belakang kerja keras pemimpin saat ini selalu di patahkan dengan berbagai manuver tidak sehat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, bahkan seluruh kabinet itu dihasut dan diprovokasi, diteror sampai kemudian kehilangan loyalitas dan intergritas sehingga timbul keraguan publik dengan melemahnya Ketua saat ini akibat pendapat publik yang cenderung negatif, akibat ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab malah menyatakan diri mereka lebih berjasa sebagai pahlawan ORMAS IAPW. Luar Biasa. Padahal semua karya apapun dalam OPMAS IAPW adalah hasil kerja kolektif dengan bendera sebagai Institusi.
Gerakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sesungguhnya ingin mengkritik, kita pahami mengkritik itu sehat dan menyehatkan. Tapi kalau berubah jadi caci maki, teror, kutukan dan lain-lain, mungkin itu tanda sakit mentalnya. Gerakan akhir-akhir ini sangat mengelitik kita bahwa sumbangan dan kerjasama seluruh Anggota Struktur Organisasi bersama Alumni Perguruan Wahidin yang telah terbangun selama ini ingin dibombadir, namun ingat bahwa prestasi sekecil apapun tidak akan lolos dari catatan perjalanan IAPW ; Semua berhak memberi kebenaran dan menguji kebenaran dalam ruang dan waktu.
Saudaraku !!
Kepemimpinan saat ini dapat diibaratkan sebagai seorang kondaktur di tengah permainan sebuah orkestra. Kondaktur memastikan baris-baris melodi berikut harmonisasi alat musik dimainkan dengan sempurna oleh setiap pemain, sesuai dengan perannya di dalam orkestra. Kondaktur melalui gerakan-gerakannya yang khas memberikan aba-aba kepada para pemain orkestra hingga karya klasik komponis ternama tersebut selesai dimainkan.
Namun, apa yang terjadi jika terdapat kesalahan seperti nada sumbang sang pemain solo, kesalahan pemain simbal membunyikan alat musiknya, ataupun harmoni yang tidak sedap terdengar di tengah-tengah orkestra ?
Lalu, siapa yang akan disalahkan dan siapa yang akan bertanggung jawab pada “kesalahan-kesalahan fatal” di dalam orkestra tersebut ? Jawabnya adalah tentu saja pimpinan orkestra yang sedang tertimpa sial tersebut.
Dari ilustrasi di atas pembaca sekalian memahami bahwa kesalahan sekecil apapun tidak dapat ditolerir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk Saudaraku padahal semua kesalahan, kekeliruan, kehilafan dan kebijakan sudah ada mekanisme solusinya melalui struktur organisasi yang sepantasnya bertanggung jawab tetapi faktanya yang harus ikut bersama-sama bertanggung jawab bersembunyi dan bagaikan seekor belut terus berdendang menyanyikan secara sumbang tanpa memiliki urat kemaluan terus menari bahagia diatas penderitaan orang lain ; dan saat ini performa dan citra tim orkestra tengah diperdengarkan dan dipertarungkan di ruang publik.
Namun sejatinya untuk mencari penyebab pasti mengapa terjadi ketidakharmonisan “di dunia nyata” antara pimpinan dan Struktur Organisasi yang berhak dan harus bertanggung jawab tidak membuka pintu dialog dan jalan damai, pada kenyataanya menempuh jalan lain dengan terus menyerang dengan bahasa komunikasi murahan memang tidaklah semudah pertunjukan di orkestra.
Saudaraku !!
Anda salah seorang Pemimpin dan mantan Ketua IAPW Priode Pertama semestinya menjadi motor untuk membangun budaya mindset yang baik yaitu sikap, pengalaman memimpin, keyakinan dan nilai-nilai yang terbangun selama memimpin semestinya di edukasi, harus di jalankan, di tumbuhkan, di jaga kepercayaan publik dengan etika jati diri dalam lingkungan sosial Alumni Perguruan Wahidin. Apa yang ada didalam hati, pikiran dan kehendak seorang pemimpin adalah menjadi sumber teladan dan mempengaruh budaya Organisasi IAPW secara keseluruhan. Relasi antara cara seorang mantan ketua menyampaikan aspirasi publik semestinya memiliki daya tanggap bahwa menyampaikan sebuah sikap dan aspirasi di Website BON sangat sensitif dari semua sisi yang harus dengan matang dipertimbangkan akibat yang luar biasa dari sudut etika sosial, harga diri, reputasi, menghormati norma sosial, menghormati rasa kesusilaan dan kemanusiaan personal dan Institusi ORMAS IAPW yang disaksikan oleh publik tersebut.
Pernyataan sikap aspirasi sekalibel mantan Ketua Umum IAPW adalah menjadi sumber acuan pembelajaran publik dan mempengaruhi secara langsung terhadap citra Organisasi IAPW sebagai Institusi. Hubungan relasi antara sikap dan aspirasi Pimpinan IAPW terhadap budaya organisasi itu sendiri merupakan suatu sistem nilai, acuan perilaku yang berperan mempersatukan semua Anggota Organisasi secara internal dan pada saat yang bersamaan juga berperan sebagai sebuah identitas Organisasi IAPW sebagai Institusi ; dalam praktik kepemimpinan organisasi, sesungguhnya tidak ada yang disebut Success Story dalam aplikasi sikap budaya kepemimpinan organisasi. Budaya dan kepemimpinan organisasi merupakan proses yang berkelanjutan dan tanpa terputus karena fokus utama budaya kepemimpinan organisasi adalah mindset dan sikap manusia yang akhirnya akan membentuk warna dan citra organisasi.
Saudaraku !!
Dalam sejarah organisasi sosial manapun tidak ada Pemimpin atau Ketua Umum yang baik dan buruk. Hanya ada apakah tepat atau tidak tepat, apakah efektif atau menghambat.
Setiap Pemimpin atau Ketua Umum organisasi sosial harus memiliki suatu keyakinan dasar yang selalu disampaikan dan di bicarakan oleh setiap Anggota Massa Organisasi yaitu pertama membuktikan keahlian, pengalaman dan Leadearship ; Kedua agar tetap exist, seorang pemimpin harus tampil menjadi pembeda dan bersaing dengan jujur ; Ketiga untuk bisa dipercaya, sudah tentu pemimpin harus tetap bertumbuh dan menjaga kepercayaan dan etika sejati dari dalam lingkungan organisasi dan sosial ; Keempat seorang pemimpin dalam organisasi harus bekerja dengan kepedulian yang tinggi. Pemimpin dan organisasi yang dipimpin merupakan cerminan suatu siklus kehidupan. Dalam setiap siklus kehidupan terjadi fase-fase pembentukan diri yang dimulai dari sistem nilai, pesan moral, norma yang dianut, sampai keaturan-aturan yang berlaku, yang pada akhirnya akan menjadi suatu pegangan dalam kehidupan organisasi pada saat organisasi telah membesar.
Jadi sikap pribadi Pemimpin atau Ketua Umum organisasi secara langsung dan tidak langsung menjadi nilai budaya organisasi, identik dengan jiwa atau rohnya dari suatu organisasi yang terbentuk dari sekelompok orang didalamnya dari para pendiri, pemimpin, sampai semua anggota di dalamnya.
Saudaraku !!
Hidup adalah bertumbuh, berarti pertumbuhan Organisasi IAPW merupakan cerminan pertumbuhan dari jiwa-jiwa di dalam Roh Organisasi tersebut. Semestinya Saudaraku menciptakan dan memastikan jiwa-jiwa itu bertumbuh dengan sehat dan baik dan menjadi suatu kekuatan untuk mempersatukan dalam organisasi dan menjadi suri tauladan dari lingkungan sosial kemasyarakatan. Semua ini tidak tampak, tetapi tercermin dalam sikap keseharian pribadi pemimpin yang ada. Perilaku seorang Pemimpin atau mantan Ketua Umum di dunia maya atau dalam keseharian pada akhirnya membentuk warna dan citra organisasi. Kita harus memahami kultur pemisif Baganlang yang mudah membiarkan, menoleransi dan memaafkan kesalahan orang lain, namun sukar melupakan apalagi sesuatu atau seorang Pemimpin atau mantan Ketua Umum yang berani tampil di dunia Cyber dengan bahasa komunikasi tidak terpelajar, tidak edukatif, dan cenderung meremehkan harga diri Pemimpin atau Ketua Organisasi maupun Pengurus Organisasi yang sepantasnya kita hormati.
Saudaraku !!
Jika ada kelemahan atau kekurangan Pemimpin atau Ketua Umum atau Struktur Pengurus Organisasi saat ini sewajarnya Saudaraku yang lebih dahulu memimpin dengan prestasi yang baik harus memberi bimbingan, mengadakan silahturami personal, mengadakan urung lembuk melalui mekanisme kerja organisasi yang memiliki struktur hirarki dalam sistem kontrol Organisasi IAPW sudah jelas di dalam Anggaran Dasar semestinya di junjung tinggi ; Apabila jika ingin mengkritisi atau melakukan perubahan tata cara, prosedur, kerja Pemimpin atau Ketua atau Struktur Organisasi saat ini sewajarnya dilakukan dengan membangun kepercayaan antara sumber daya organisasi, ekspektasi akan masa depan, serta memberi deskripsi jelas dari hak dan kewajiban, baik yang kasat mata (Surface Structure) maupun yang tidak terlihat (Deep Structure) ;
Adalah sangat keliru dengan menempuh cara budaya informal yang liar dengan membiarkan Pemimpin atau Ketua atau Struktur Pengurus saat ini dalam kondisi dilemahkan, dilumpuhkan oleh budaya informal dan tekanan personal secara psikis sangat memalukan dan justru berpotensi menghambat kemajuan organisasi, bahkan melumpuhkan dan merusak citra organisasi secara Institusi. Budaya penyerangan massal secara informal yang tumbuh liar antara lain terlalu banyak SMS atau melalui dunia Cyber secara bebas dan tidak bertanggung jawab menyampaikan kabar dan berita berisi fitnah dan info berseliweran secara vulgar dan tidak bertanggung jawab dengan cepat menyebarkannya, seakan-akan kita masih melanjutkan dan melestarikan perangai babar di zaman informasi tertutup, bahkan tiap-tiap info kabar dan berita positif hasil keputusan rapat organisasi di kemas, di plintir, di putar balikan menjadi info kabar negatif sehingga mengiring opini yang mereka kemas menjadi dianggap benar oleh publik ;
Padahal setiap kabar dan berita dalam rangka memperjuangkan kebenaran dan keadilan harus melalui sumber yang jelas dengan mekanisme cek dan di cek ulang lagi serta memenuhi batas minimal investigasi reporting, harus terpenuhi dasar hukum pemberitaan yang konfirmatif dari berbagai sumber yang kompeten atau mengandung kebenaran atau paling tidak mempunyai nilai estimasi yang akurat agar bisa dicek dan di klarifikasi lebih dahulu, ternyata tidak dilakukan dan menjadi budaya yang tidak sesuai dengan misi, visi dan srategi kultur organisasi, yang dalam waktu Priode Kepemimpinan Priode Kedua ini oleh pihak yang tidak bertanggung jawab di ciptakan kondisi kepemimpinan yang gagal, bahkan penyelesaian masalah dengan serang menyerang melalui demokrasi jalanan, dialog dianggap cara cengeng yang tidak bermartabat, di tengah Komunitas teranjur timbul opini bahwa menyelesaikan persoalan dengan kebengisan dianggap halal, jalan kesantunan dan damai tidak memperoleh legitimasi, telah muncul dan tumbuh tidak terkendali klik-klik budaya diantara orang-orang di dalam Organisasi IAPW sehingga pihak yang tidak bertanggung jawab lebih percaya pengadilan SMS, Facebook, Website sebagai jalan memperoleh keadilan dan kebenaran yang sesat sudah waktunya kita hentikan, akankah orang-orang yang terhormat di dalam Struktur Organisasi IAPW membiarkan dirinya untuk tenggelam lebih dalam di dalam kondisi tersebut.
Apa yang terjadi saat ini adalah tumbuh suburnya budaya mediokritas yaitu budaya yang menyerat Organisasi IAPW dalam kubangan kinerja yang tidak produktif. Penuh dengan intrik dan tidak mampu mengarahkan ; Bahkan keadaan semakin parah karena Anggota Organisasi terseret, diiringi oleh budaya informal yang menyesatkan, yang selalu mengembangkan pola pikir sebagai korban (Victimisme) yaitu pola pikir yang menganggap diri sebagai korban dan budaya mempersalahkan orang lain. Kesalahan ditimpahkan pada anggota atau internal dan terus lebih sibuk mencari kambing hitam kepada anggota lain, sangat mengenaskan, karena anggota tidak lagi memiliki pilihan akibat tekanan budaya informal pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ; Akibat ruang sosial yang terbangun menjadi keji dan kejam terhadap anggota dan tidak memberi ruang toleransi, menjadi semacam legitimasi untuk melakukan kekerasan psikhis yang kemudian dengan congkak dan terang-terangan di dunia Cyber menyampaikan bahasa komunikasi yang provokatif negatif dengan identitas samaran dan tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan reputasi dan nama ORMAS IAPW berikut Struktur Organisasinya.
Saudaraku !!
Semestinya Saudaraku memberi solusi dan harus mendorong, memotivasi, merangkul, membimbing, mengarahkan, memberi spirit dan terus mengembangkan budaya unggul (Excellence). Budaya yang membangun kesepakatan terbaik dan memberi teladan dalam sebuah komunitas, kesepakatan ini harus meliputi nilai-nilai serta pandangan-pandangan yang berdasarkan pengalaman organisasi seorang pemimpin yang pantas diteladani dan masyarakat komunitas memerlukan keteladanan Pemimpin atau mantan Ketua Umum ; Budaya unggul sebagaimana telah dirintis oleh Organisasi IAPW telah tercermin dalam prestasi yang dicapai sepanjang berdiri ORMAS IAPW hingga saat ini telah tercatat fakta sejarah memberi bantuan dana sosial pendidikan dan kemanusiaan ; Contoh konkrit keunggulan yang harus ditularkan kepada siapa saja di dalam sebuah komunitas.
Pemimpin atau Ketua Umum saat ini juga telah berusaha bekerja keras tanpa penyerah walaupun dilumpuhkan oleh budaya informal oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga menyeret Organisasi IAPW sebagai Institusi menjadi tidak produktif, bahkan sekalipun pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terus melakukan penyerangan sistimatis yang merusak citra ORMAS IAPW, cara mana sesungguhnya jauh dari keadaban manusia, kemampuan berpikir secara sehat menjadi tumpul dan buntu, malah kecendrungan prilaku agresif destruktif menjadi jalan kebenaran untuk menegakkan eksistensi, tidak ada jalan lain yang lebih santun dan beradab ; Padahal ORMAS IAPW membutuhkan kepemimpinan yang memiliki Instuisi seperti Saudaraku yang telah memiliki pengalaman memimpin ; Yang semestinya rendah hati serta visioner dan inspiratif. Kepemimpinan yang telah mampu mengubah dan memperbarui organisasi serta membangkitkan dan memberikan inspirasi kepada pemimpin berikutnya maupun kepada Anggota Organisasi secara keseluruhan.
Jadi figur pemimpinlah yang menjadi teladan, yang harus memberi contoh terlebih dahulu bahwa Anda adalah pribadi unggul dari sisi intelektualitas, emosional, rasional, spiritualitas dan moralitas. Jika Saudaraku dengan konsisten mencontohkan dan memberi teladan seperti itu, niscaya ORMAS IAPW dan Anggota Organisasi akan maju dan disegani ; melatih otot konsistensi kepemimpinan itu tidaklah mudah, pimpinan yang baik akan memperlihatkan sikap konsisten, tidak mundur terhadap apa yang telah diputuskan. Sebagai tindak lanjut ini akan segera melakukan koreksi. Konflik internal, tekanan budaya informal, bahkan intimidasi adalah hal-hal yang wajar dilalui untuk sebuah perubahan. Masing-masing orang akan belajar bagaimana menerima perubahan tersebut.
Namun sangat disayangkan kekuatan internal dan eksternal telah menekan Sang Pemimpin atau Ketua Umum saat ini tanpa memberi kesempatan (Open Feedback), Fairplay, Kompetisi Sehat, Inovasi bahkan Proaktifitas menjadi semakin terkikis dan lumpuh karena adanya kaki tangan pemimpin yang berperan sebagai perantara yang ikut menyampaikan dan meyebarkan informasi menyesatkan, tanpa loyalitas dan integritas, dimana seharusnya bertanggung jawab secara tersistem dalam sebuah mekanisme Organisasi yang sudah berjalan baik tidak dihormati secara beradab. Akhirnya terjadi subjektifitas pihak yang tidak bertanggung jawab seakan-akan menjadi kebenaran dan mereka dengan sengaja menciptakan kondisi chaostic (kacau balau) sehingga seolah-olah mengindikasikan komunikasi yang kurang baik atau bahkan secara ekstrim menciptakan ketidak percayaan publik terhadap antar pimpinan dengan jajarannya. Anggota Organisasi yang semua kreatif dan inovatif cenderung digiring makin hari makin menjadi submisif, masa bodo dan bahkan tidak mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pemimpin atau Ketua Umum.
Saudaraku !!
Suara-suara dari para penyanyi sumbang yang terdengar di luar organisasi dan di dunia maya sebenarnya bukanlah merupakan ancaman atau kemunduran bagi pemimpin saat ini dan kepemimpinannya di dalam organisasi. Namun suara-suara tersebut adalah representasi dari keberagaman, kekayaan dan kearifan serta kebijakan hidup yang dimiliki oleh Jajaran Organisasi IAPW ; Namun karena lihai dan liciknya pihak yang tidak bertanggung jawab bergrilya secara sistimatis telah merusak segala sistem mekanisme penyampaiaan suara aspirasi yang selama ini berjalan melalui mekanisme tata cara organisasi di obok-obok, di hancurkan hanya untuk memenuhi nafsu ego adab manusia purba; Sungguh Tragis !!
Lebih tragis lagi terjadi rendahnya tingkat partisipasi Jajaran Kabinet akibat ulah hasutan tekanan pihak yang tidak bertanggung jawab ; dan bahkan sampai pada level pimpinan atas Struktur Organisasi yang seharusnya memberi sumbangsih positif malah menghindari tanggung jawab, menghindari komitmen untuk menyelesaikan persoalan dengan menciptakan persoalan baru berkelanjutan, menyimpan atau menutup-nutupi informasi yang baik dengan menyebarkan informasi yang buruk, menjaga jarak bahkan tidak ikut bertanggung jawab atas kegagalan seseorang pemimpin dengan menciptakan berbagai issue yang memperkeruh dan merusak solidaritas Struktur Pengurus dan level atas organisasi, menghindari untuk berbagi informasi positif dengan cara menyebarkan informasi negatif, sampai berkembang menjadi tirani di dalam organisasi yaitu orang-orang tidak menjalankan tanggung jawab jabatan yang diamanahkan, malah mematikan nilai-nilai Fairness dan mekanisme rapat dalam Organisasi IAPW.
Saudaraku !!
Dalam dunia kriminal dikenal pembunuhan berantai yang memakan belasan korban dan hanya dilakukan oleh satu orang. Nah saat ini terjadi cara kerja mis informasi berantai yang memakan korban Organisasi IAPW sebagai Institusi, hanya dilakukan oleh cara budaya informal oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan metode yang menyimpang secara sosial, manipulatif, menyesatkan orang lain, berdaya toleransi rendah, menikmati penderitaan orang atau Pimpinan atau Ketua Umum saat ini, ketiadaan empati dan simpati, lihai dalam bersandiwara dan memutar balik fakta, lihai dalam mengemas informasi positif menjadi negatif, prestasi positif dikemas menjadi prestasi negatif, pandai bertutur kata kepada konstituen/anggota, penuh pesona dan menyenangkan serta bersikap religius yang berhati dingin, melakukan dan mengelola opini publik dengan melakukan tindakan sadistis, mereka mengintimidasi, merusak sistem dan tata nilai di dalam Organisasi IAPW sehingga publik pun terperangkap dalam kebingungan mana yang benar dan mana yang salah ; Hal mana menimbulkan dampak sosial kemasyarakatan yang luas terhadap Institusi ORMAS IAPW. Selayaknya sebuah organisasi besar ORMAS IAPW tidak sudi dipenuhi oleh pemimpin yang nyata –nyata merusak budaya Organisasi IAPW yang awalnya sehat, demokratis, profesional dan penuh dedikasi yang sedemikian tinggi terhadap masalah sosial kemanusiaan.
Dalam konteks ini, Saudaraku selaku mantan Ketua Umum IAPW mestinya mendobrak pecundang dan mengembangkan budaya unggul, spirit, memberi motivasi dan teladan dengan menciptakan lingkungan dan suasana IAPW yang kondusif, yang memungkinkan semua SDM dan Anggota IAPW yang ada mempertunjukkan keunggulannya, dan setiap orang dipacu untuk memiliki etos kerja sosial pengabdian yang tinggi serta menjadi yang terbaik. Seharusnya Pemimpin atau mantan Ketua Umum harus berjiwa besar memberi penghargaan kepada setiap keunggulan yang ada dan tercipta yang telah berhasil dijalankan Pemimpin atau Ketua Umum saat ini. Pengakuan atas kelebihan seseorang artinya Pemimpin atau Ketua Umum saat ini bukanlah tidak berprestasi dan tidak semua policy atau prestasinya keliru atau salah, ada beberapa yang keliru semestinya di luruskan dan di perbaiki ; Sedangkan prestasi sukses dan berhasil sudah semestinya kita beri penghargaan untuk memacu Tim Work dan seluruh Anggota Organisasi berikut seluruh Alumni Perguruan Wahidin memberi dukungan dan menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi.
Saudaraku !!
Secara jujur kita harus mengakui bahwa masih ada nilai-nilai atau program IAPW yang tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita semestinya tidak dihujat, di lecehkan dan di provokatif secara negatif dan tidak sehat, justru Saudaraku sebagai Pemimpin atau mantan Ketua Umum harusnya memberi sumbangsih dengan membagi pengalaman atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan persoalan atau memberi solusi atau melakukan pendekatan damai bukan provokatif negatif dan ikut mendiskreditkan secara langsung dan tidak langsung nama baik ORMAS IAPW.
Sebagaimana pepatah kuno mengatakan “Kota Roma tidak dibangun dalam satu malam” artinya ibarat membangun sebuah kota, dibutuhkan curahan waktu, tenaga, pikiran guna mewujudkan visi dan misi yang dicita-citakan IAPW. Selama kepemimpinan Ketua saat ini segala sesuatu sudah berjalan baik, rantai yang rusak dan hilang telah diperbaiki. Penerus IAPW setidak-tidaknya mulai memahami bahwa diperlukan budaya yang solid serta karakter yang kuat untuk mengembangkan visi dan misi IAPW. ORMAS IAPW telah sampai pada pengalaman berikutnya, yang menunggu nasib baik yang akan merubah haluan organisasi IAPW dan membenahi IAPW lebih baik lagi, mari kita selalu menciptakan perubahan-perubahan dengan kondusif, di mulai dari dalam diri, Mindset yang positif, dalam sebentuk niat yang baik dan pikiran positif untuk bersama-sama memajukan ORMAS IAPW demi keberlangsungan masa depan ORMAS IAPW, terus tumbuhkan image IAPW secara terus menerus dengan menciptakan nilai, menjadi tempat tujuan Alumni Perguruan Wahidin untuk mengabdi dan memberi kontribusi bagi meningkatnya nilai tambah ORMAS IAPW.
Kepemimpinan adalah bangunan atau penopang untuk tegaknya organisasi, maka semestinya kita semakin kuat membangun dan semakin solid bekerjasama di dalam menghadapi tantangan demi tantangan baik yang bersifat eksternal maupun internal ; Jadi kenapa Saudaraku justru menghancurkan dengan cara propaganda negatif dan provokatif yang tidak hanya merugikan teman atau sekelompok orang saja, namun lebih besar dari itu satu ORMAS IAPW bahkan satu Generasi IAPW ikut terbawa oleh nuansa propaganda yang di kampanyekan secara negatif dan tidak bertanggung jawab dengan konsekwensi kehormatan ORMAS IAPW kembali dipertaruhkan dan semangat serta moral Anggota IAPW atau Alumni Perguruan Wahidin menurun karena setiap anggota atau Alumni Perguruan Wahidin merasa sungkan, kecewa, negatif, malas dan seolah-olah kekisruhan jajaran kepemimpinan IAPW terjadi konflik terbuka, padahal tidak demikian faktanya, yang jelas hanya terjadi perbedaan persepsi kebijakan dan policy menjalankan organisasi oleh status Quo dan segolongan Oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab.
Saudaraku !!
Kita semestinya tidak boleh gegabah, kita semestinya memberi upaya strategi jitu dan dengan komitmen, loyalitas dan integritas menjunjung tinggi nama ORMAS IAPW. Kita tidak boleh lupa bahwa setiap Pemimpin ada kelebihan dan kelemahan, semestinya semua inisiatif, upaya atau program untuk kepentingan orang banyak tidak dikritisi dengan metodologi salon dan gosip tidak bermutu, pada hal semua inisiatif upaya atau program Pemimpin atau Ketua saat ini membutuhkan dukungan kabinet, tim kerja, jajaran top struktur organisasi secara kolektif dan sumber daya anggota, uang, biaya dan waktu ; Kesabaran, ketekunan serta program sosial kemanusiaan membutuhkan sumber daya yang besar ; Kita semestinya memahami tingkat kesulitannya tinggi. Hampir tidak mungkin dilakukan secara singkat, instan dan cepat selesai ; Jadi sepantasnya kita memberikan nasihat atau resep dan bersama-sama dengan niat baik dan tekad yang tulus mengabdi pada ORMAS IAPW yang kita bangun bersama seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api.
Akan tetapi kenyataan karena kita kurang memahami kedalam, kompleksitas dan dampak program Pemimpin atau Ketua saat ini, kita semua sering Under Estimae tentang beratnya dan besarnya tantangan program Pemimpin atau Ketua saat ini. Kita pun kemudian sering kecewa akan hasilnya, bahkan pihak yang tidak bertanggung jawab terus menerus dengan semangat babar mendorong dengan keras dan provokatif negatif menggunakan cara metodologi salon dan gosip tidak bermutu telah menghancurkan upaya program Pemimpin/Ketua saat ini, padahal selama Priode kepemimpinannya juga telah memberikan kontribusinya yang tidak sedikit untuk anak-anak sekolah Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api sepantasnya mendapat apresiasi positif ; bukan negatif.
Harapan semua orang terhadap Saudaraku yang telah pengalaman memimpin satu Priode ORMAS IAPW seharusnya melakukan transformasi budaya, yang mampu mempengaruhi (menggunakan pengaruh positif) kepada orang lain untuk berubah dan mengubah situasi dan lingkungan ; Ataupun menjadi “Champion” atau “Agent” perubahan yang akan memberikan inspirasi kepada seluruh Anggota IAPW atau orang perorang untuk berubah secara transendental menuju kebutuhan yang lebih tinggi ; mampu mengubah situasi IAPW dan lingkungan atau budaya Organisasi IAPW dari rawa-rawa (Swamp) menjadi “Qasis” dengan memberikan motivasi, dan melalui dialog yang inspirasional dimana lingkungan kerja sosial kemanusiaan seharusnya menjadi tempat kita beramal, ikhlas bersumbangsih dan berlapang dada, memberikan kedamaiaan, cinta kasih tanpa membeda-bedakan, niat murni dengan nurani yang bersih, bersikap ramah dan bisa menghormati perbedaan yang menjadi amat kondusif untuk berkinerja tinggi bagi Anggota IAPW dan seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api.
Kita harus ingat bahwa dunia tempat kita hidup, apalagi dunia ORMAS IAPW bersifat sosial kemanusiaan yang menyangkut kesejahteraan Komunitas Bagan Siapi-api, terutama anak-anak sekolah yang memerlukan bantuan dan uluran tangan serta kepedulian kita adalah sebuah dunia interdepdensi atau kesaling ketergantungan ; Oleh karena itu selaku Pemimpin atau mantan Ketua Umum IAPW harus berani sekaligus penuh pertimbangan, pengalaman yang dimiliki sepantasnya harus membela yang benar, berani membela prinsip, berani memperjuangkan tata nilai yang kita junjung tinggi, dan bertanggung jawab tinggi. Memberikan contoh bagaimana bersifat optimis, harus berbesar jiwa, rendah hati dan lapang dada adalah sikap yang harus dimiliki Pemimpin Struktur Organisasi IAPW.
Pemimpin juga harus legawa, tidak boleh iri berlebihan, tidak boleh mudah menyalahkan. Pemimpin juga harus memiliki sikap toleransi, mampu mengelola perbedaan dan menghargai, menghormati cara pandang yang majemuk dalam organisasi IAPW. Pemimpin harus berhenti menyalahkan, berhenti selalu komplain, berhenti selalu menggerutu, berhati-hati dalam mengkritisi dengan bahasa santun di dunia maya. Berani berbuat dan berani bertanggung jawab, dan ingat reputasi sosial kemasyarakatan harus memperhitungkan bahwa satu mata melihat seribu mata memandang dan menilai karenanya publik tidak bisa dibohongi sepanjang waktu ;
Saudaraku !!
Dengan pengalaman satu Priode memimpin ORMAS IAPW selayaknya harus dipercaya, harus mampu menciptakan Trust Culture. Trust yang telah dibangun semestinya dirawat dengan baik, ingat Trust tidak dapat diperoleh Cuma-Cuma. Trust tidak dapat diperintahkan. Trust khususnya mampu mereduksi atau menambah hasil akhir yang bagus untuk Organisasi IAPW. Pemimpin IAPW juga harus mampu memberikan kepercayaan agar mampu dipercaya oleh Anggota IAPW. Kelayakan dipercaya adalah fungsi watak dan kompetensi. Kita layak dipercaya jika kita memiliki watak terpuji dan kompetensi teknis tinggi untuk mampu melaksanakan tanggung jawab kepada organisasi dan masyarakat. Karenanya sewajarnya Pemimpin harus mengajarkan kekuatan kepemimpinannya dan membangkitkan cinta kasih yang tulus, mendorong semangat, keteladanan dan bisa memaksimalkan waktu hidup ini dengan bersumbangsih untuk sosial kemanusiaan. Kita hendaknya melenyapkan ego dan merendahkan hati agar hati pikiran, akal sehat dan akal budi menjadi jernih dan terang.
Saudaraku !!
Sebagai penutup kusampaikan sebuah kisah.
Dahulu ada, sebuah telaga besar yang penuh ikan. Seiring waktu berlalu, curah hujan berkurang dan telaga itu menjadi dangkal. Suatu hari seekor burung muncul di tepi telaga. Burung itu berkata kepada ikan, “Aku benar-benar kasihan kepada kalian, ikan-ikan. Saat ini kalian nyaris tidak punya air untuk membasahi punggung kalian? Tahukah kalian bahwa tidak jauh dari sini ada sebuah telaga besar, dalamnya beberapa meter, tempat ikan-ikan berenang dengan riang?”
Ketika ikan di dalam telaga cetek itu mendengarkannya, mereka jadi gembira. Mereka berkata kepada burung, “Sepertinya bagus. Tapi bagaimana kami bisa kesana?”
Burung itu berkata, “Tidak masalah. Aku bisa membawa kalian didalam paruhku, satu per satu.”
Para ikan berembuk sendiri. “Di sini tidak begitu enak lagi. Airnya bahkan tidak menutupi kepala kita. Kita harus pergi.” Jadi mereka berbaris untuk dibawa oleh burung.
Burung itu membawa ikan satu per satu. Segera setelah burung itu keluar dari pandangan telaga itu, ia mendarat dan memangsa ikan itu. Kemudian ia kembali ke telaga dan berkata kepada mereka, “Kawan kalian saat ini sedang berenang riang dalam telaga, dan dia tanya kapan kalian akan bergabung dengannya!”
Ini terdengar bagus bagi para ikan. Mereka tak sabar untuk pergi, dan mereka mulai saling mendorong untuk sampai ke ujung barisan.
Si burung menyudahi ikan-ikan seperti itu. Ia kembali ke telaga untuk melihat apakah ia bisa menemukan ikan lain, namun hanya ada satu ketam. Burung itu mulai melontarkan bualannya mengenai telaga itu.
Ketam itu agak skeptis. Ia bertanya kepada burung bagaimana ia bisa sampai ke sana. Burung memberitahunya bahwa ia akan membawanya di dalam paruhnya. Namun ketam itu memiliki kebijaksanaan. Ia berkata kepada burung, “Mari kita lakukan seperti itu : aku akan duduk di punggungmu, lenganku berpegangan di lehermu. Jika kamu mencoba macam-macam, aku akan cekik kamu dengan capitku.”
Burung itu frustasi karena ucapan ini, namun ia mencobanya, berpikir bahwa mungkin entah bagaimana ia masih bisa memangsa ketam itu. Jadi ketam itu naik ke punggungnya, dan mereka pun lepas landas.
Burung itu berkeliling mencari tempat yang baik untuk mendarat. Namun begitu dia mencoba menukik, ketam itu mulai menjepit kerongkongannya dengan capit. Burung itu bahkan tidak bisa menjerit – ia hanya bisa bergarau. Jadi akhirnya burung itu mau tak mau menyerah dan memulangkan ketam itu ke telaga.
Jika Anda seperti ikan-ikan itu, Anda akan mendengarkan suara-suara yang memberitahu Anda betapa asyiknya segala sesuatu seandainya Anda kembali ke jalan duniawi. Itu adalah rintangan yang kita temui di jalan. Jadi saya harap Anda bisa bijak, seperti ketam itu. (AJAH CAH ; Ini Pun Akan Berlalu, Hal 206-208, TH, 2010)
Semoga surat terbuka ini menjadi bahan kajian publik dan memberikan informasi utuh dan menyeluruh. Seluruh Struktur Organisasi IAPW mempunyai tugas mulia untuk mengambil peran sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kemasyarakatan yang seharusnya mempunyai misi mendirikan dan membawa perubahan menuju masyarakat yang cerdas, kritis dan menghormati keberagaman, dan kekurangan serta kelebihan anggota seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api. Kita harus percaya bahwa seberapa cepat kebohongan menyebar, kebenaran akan menang karena memiliki daya tahan dan di berkati Tuhan.
Selanjutnya QUO VADIS (mau kemana) Pemimpin dan Anggota Ormas IAPW ?? Mari kita seluruh kekuatan Anggota IAPW dan Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api untuk menjawab tantangan dan pertanyaan sangat mendasar ini secara jujur, berani dan penuh cinta. Bersatu teguh dalam membela dan memperbaiki kerusakan moral pihak yang tidak bertanggung jawab yang sudah teramat jauh. Anggota IAPW dan Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api memiliki nasionalisme dan kewajiban moral untuk mempejuangkan kebenaran. Mari kita bangkit secara autentik ; Kita jangan menjadi pengkhianat, terselubung atau terang-terangan !! Mari kita saling menghormati satu sama lain, kasih mengasihi dan memberi maaf, kita tetap spirit berkarya melalui kompetisi secara sehat, semangat sportifitas dan fair play agar hidup penuh makna dan warna kedamaian. Kalau tidak, kita akan hidup dalam kesunyian yang penuh gejolak emosional yang mengancam kesehatan dan sisa usia kita. Menghargai perbedaan, kekuatan dan kelemahan adalah intisari sinergi, mental, emosional, perbedaan psikologi antar manusia. Ingatlah pepatah pernah dikatakan seorang bijak kepada saya, “Ini juga akan berlalu”. Semua pasti berlalu dan seiring berjalannya waktu kita mampu menyembuhkan segalanya termasuk lingkungan-lingkungan yang paling menyakitkan sekalipun, jika kita punya kepercayaan, keyakinan dan iman dalam diri kita, dalam diri orang lain, dan Kekuatan Illahi.
Jakarta, 01 Juni 2011.
Hormat saya,
Penasihat Hukum IAPW
DJASMIN, SH., MH.
Surat Terbuka PDF Print E-mail
Written by Djasmin, SH. MH
Friday, 03 June 2011 04:29
SURAT TERBUKA KEPADA
YANG TERHORMAT SAUDARAKU INDRA WIBOWO
SELAKU MANTAN KETUA UMUM IAPW
Saudaraku !!
Saya termenung dan merenung sangat dalam, hati-hati, dan perihatin apa yang harus dilakukan terhadap aspirasi Saudaraku yang di publikasi di Website BON, setelah dicermati dari berbagai sisi etika sosial dan kesantunan dalam menyuarakan hati terkesan komentar kabar dan berita di Website tersebut bertendensi Semau Gue, bahkan isinya mengandung nuansa provokatif, pelecehan dan penghinaan akal budi manusia, di Website BON Saudaraku secara terus menerus menebarkan bahasa kritik yang bernuansa tidak produktif dan tidak positif yang cenderung melanggar prinsip-prinsip organisasi dan etika yang hakiki, karena selaku mantan Ketua Umum IAPW semestinya paham dengan saluran aspirasi dalam mekanisme Organisasi IAPW ; Komentar apapun diruang dunia maya harus mentaati nilai-nilai sosial kultural yang di junjung tinggi dalam kehidupan masyarakat.
Sebagaimana tercatat dan terekam dalam publikasi On Line Website BON, antara lain kata-kata yang berbunyi dengan urutan tanggal dan jam bersama-sama Tokoh-Tokoh yang inisial dan identitas samaran berturut-turut bernama Susan, Sukandar, Budi, Abok, A Yam, Jhonny, Andy Boyong. Yang pada pokok isinya memancing amarah publik terhadap ORMAS IAPW.
Dialog yang berawal dari beredarnya surat tertanggal 25 April 2011 No. 001/IV/ING/2011, berikut SMS, Facebook dan kemudian Pengumuman Penting tertanggal 10 Mei 2011 serta Pemberitahuan Penting Tertanggal 13 Mei 2011 di Website IAPW telah di transmutasikan secara tidak sah dan tanpa izin oleh Saudaraku ke Webside BON. Adapun kabar dan berita yang disampaikan menggunakan bahasa komunikasi tendensius yang dapat di baca dan di lihat tiap hari di Website BON yang menjadi rekaman data elektronik sebagai alat bukti secara objektif dapat saya gunakan sebagai bahan surat ini sebagai berikut :
Dari catatan bahasa komunikasi yang disampaikan terkandung nuansa aspirasi antagonistik, provokatif negatif terhadap Pemimpin dan Struktur Pengurus IAPW diolok-olok dengan berlebihan sehingga terjadi pelecehan martabat dan kehormatan pribadi Pengurus dan Institusi IAPW yang semestinya harus ditegakkan dan diperjuangkan oleh mantan Ketua Umum IAPW bukan dihancurkan tanpa mempertimbangkan akal budi, norma-norma sosial, rasa kesusilaan masyarakat, dan dalam batas-batas asas moral dan etika serta wajib menghormati asas praduga tidak tidak bersalah ; tidak menghakimi atau membuat kesimpulan tanpa melalui investigasi ; Saudaraku sebagai seorang mantan Ketua Umum IAPW yang seharusnya menjadi figur Pemimpin yang memberi dan menjadi teladan, yang harus memberi contoh dan dapat membangkitkan semangat netralitas serta memberikan inspirasi kepada Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api.
Pada dasarnya, ada dua jenis orang di dunia, yang pertama adalah Pemimpin dan yang lainnya Pengikut. Sebagian besar Pemimpin hebat pada awalnya adalah Pengikut. Mereka menjadi Pemimpin hebat karena mereka adalah Pengikut yang cerdas ; Dimana-mana seorang Pemimpin sudah tentu harus berperan sebagai orang yang kita segani, kita tiru dan kita teladani, memperlakukan orang yang dipimpin dengan respek dan bermartabat. Kepemimpinan mengundang rasa hormat, memiliki simpati kepada pengikutnya, memahami permasalahan dengan jelas dan tepat ; Setia kepada Almamater, bukan berusaha menyebarkan dan menanamkan ketakutan, hasutan yang memperkeruh, tidak berimbang, bahkan kesantunan dan etika sosial hilang, dengan tidak mempertimbangkan nalar akal sehat dan akal budi yang kita junjung tinggi terasa barang murahan, cara komunikasi tersebut terasa brutal dan mendorong publik untuk memenuhi kebuasan dan kebrutalan bahasa tersebut, sekonyong menjadi pilihan dan solusi, bahasa komunikasi yang jauh dari akal sehat dan akal budi manusia.
Saudaraku !!
Pada awalnya Priode Pertama kepemimpinan ORMAS IAPW dapat dilukiskan seperti kisah tentang sekelompok orang buta dan gajah, Nah alkisah ada sekelompok orang buta yang mencoba menggambarkan bentuk gajah dengan persepsi yang berbeda dari masing-masing orang buta. Yang satu menyentuh kaki gajah dan mengatakan gajah itu seperti pilar. Yang lain menyentuh kuping dan mengatakan gajah itu seperti kipas. Yang lain lagi menyentuh ekor dan mengatakan gajah itu bukan pilar dan bukan kipas, tetapi itu seperti sapu. Yang lainnya menyentuh tubuh dan mengatakan gajah itu adalah seperti tembok tebal dan tinggi. Mereka berdebat terus tanpa ada pemecahan. Tiap orang buta menyentuh bagian dari gajah dengan penilaian dan presepsi gagasan yang berbeda satu sama lain tentang apa gajah itu. Namun yang jelas gajah itu adalah seekor gajah yang sama dengan mereka raba. Seperti itulah perjalanan pengalaman, Anda mendapatkan gagasan yang terbatas, namun Sang gajah telah berdiri dan hidup dalam wadah yang menjadi rumah kita, tempat tinggal dan tempat singgah Alumni Perguruan Wahidin yang harus kita jaga kehormatan dan reputasi serta menjunjung tinggi nilai-nilai sosial kultural Alumni Perguruan Wahidin.
Saudaraku !!
Kemudian pada Priode Kedua kepemimpinan ORMAS IAPW dapat dilukiskan seperti kisah kura-kura dan ular yang hidup didalam hutan. Suatu ketika hutan itu terbakar dan mereka berupaya kabur. Kura-kura itu terseok-seok berjalan dan kemudian ia melihat si ular merayap melata lewat. Kura-kura merasa kasihan kepada ular. Mengapa ? Karena ular itu tidak punya kaki, jadi kura-kura mengira bahwa ular itu tidak akan bisa meloloskan diri dari api. Kura-kura itu ingin menolong ular. Namun seiring api terus menjalar, ular lolos dengan mudah, sementara kura-kura dianggap gagal, bahkan dengan empat kakinya, dia dianggap tewas disana.
Itulah kekeliruan kura-kura. Dia berpikir , jika kamu punya kaki, kamu bisa bergerak. Jika kamu tidak punya kaki, kamu tidak bisa pergi kemana-mana. Jadi kura-kura mencemasi ular. Dia pikir ular akan mati karena tak punya kaki. Tapi ular tenang-tenang saja, dia tidak cemas, karena dia bisa kabur dari bahaya dengan mudah. Ular dengan sombong dan angkuh mencari mangsa, menciptakan dan menyebarkan ketakutan dan horor atas keterbatasan kemampuan kura-kura yang menghadapi musibah api dan terjebak di dalam api tersebut ;
Inilah satu cara untuk bisa bicara kepada orang yang memiliki gagasan-gagasan atau estimasi keliru. Mereka merasa hebat dan kasihan kepada Pemimpin atau Ketua saat ini, menganggap kepemimpinan saat ini tidak bagus dan tidak solid, semua masalah seolah-olah tidak melalui rapat. Sekalipun faktanya banyak masalah diselesaikan melalui rapat yang notulen rapat dapat di baca setiap waktu di Sekretariat IAPW. Kemudian disebut Pemimpin bersifat individual sehingga menganggap tidak seperti pemimpin sebelumnya. Sungguh aneh dan terlalu simple menilai tanpa memahami essensi persoalan latar belakang kerja keras pemimpin saat ini selalu di patahkan dengan berbagai manuver tidak sehat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, bahkan seluruh kabinet itu dihasut dan diprovokasi, diteror sampai kemudian kehilangan loyalitas dan intergritas sehingga timbul keraguan publik dengan melemahnya Ketua saat ini akibat pendapat publik yang cenderung negatif, akibat ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab malah menyatakan diri mereka lebih berjasa sebagai pahlawan ORMAS IAPW. Luar Biasa. Padahal semua karya apapun dalam OPMAS IAPW adalah hasil kerja kolektif dengan bendera sebagai Institusi.
Gerakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sesungguhnya ingin mengkritik, kita pahami mengkritik itu sehat dan menyehatkan. Tapi kalau berubah jadi caci maki, teror, kutukan dan lain-lain, mungkin itu tanda sakit mentalnya. Gerakan akhir-akhir ini sangat mengelitik kita bahwa sumbangan dan kerjasama seluruh Anggota Struktur Organisasi bersama Alumni Perguruan Wahidin yang telah terbangun selama ini ingin dibombadir, namun ingat bahwa prestasi sekecil apapun tidak akan lolos dari catatan perjalanan IAPW ; Semua berhak memberi kebenaran dan menguji kebenaran dalam ruang dan waktu.
Saudaraku !!
Kepemimpinan saat ini dapat diibaratkan sebagai seorang kondaktur di tengah permainan sebuah orkestra. Kondaktur memastikan baris-baris melodi berikut harmonisasi alat musik dimainkan dengan sempurna oleh setiap pemain, sesuai dengan perannya di dalam orkestra. Kondaktur melalui gerakan-gerakannya yang khas memberikan aba-aba kepada para pemain orkestra hingga karya klasik komponis ternama tersebut selesai dimainkan.
Namun, apa yang terjadi jika terdapat kesalahan seperti nada sumbang sang pemain solo, kesalahan pemain simbal membunyikan alat musiknya, ataupun harmoni yang tidak sedap terdengar di tengah-tengah orkestra ?
Lalu, siapa yang akan disalahkan dan siapa yang akan bertanggung jawab pada “kesalahan-kesalahan fatal” di dalam orkestra tersebut ? Jawabnya adalah tentu saja pimpinan orkestra yang sedang tertimpa sial tersebut.
Dari ilustrasi di atas pembaca sekalian memahami bahwa kesalahan sekecil apapun tidak dapat ditolerir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk Saudaraku padahal semua kesalahan, kekeliruan, kehilafan dan kebijakan sudah ada mekanisme solusinya melalui struktur organisasi yang sepantasnya bertanggung jawab tetapi faktanya yang harus ikut bersama-sama bertanggung jawab bersembunyi dan bagaikan seekor belut terus berdendang menyanyikan secara sumbang tanpa memiliki urat kemaluan terus menari bahagia diatas penderitaan orang lain ; dan saat ini performa dan citra tim orkestra tengah diperdengarkan dan dipertarungkan di ruang publik.
Namun sejatinya untuk mencari penyebab pasti mengapa terjadi ketidakharmonisan “di dunia nyata” antara pimpinan dan Struktur Organisasi yang berhak dan harus bertanggung jawab tidak membuka pintu dialog dan jalan damai, pada kenyataanya menempuh jalan lain dengan terus menyerang dengan bahasa komunikasi murahan memang tidaklah semudah pertunjukan di orkestra.
Saudaraku !!
Anda salah seorang Pemimpin dan mantan Ketua IAPW Priode Pertama semestinya menjadi motor untuk membangun budaya mindset yang baik yaitu sikap, pengalaman memimpin, keyakinan dan nilai-nilai yang terbangun selama memimpin semestinya di edukasi, harus di jalankan, di tumbuhkan, di jaga kepercayaan publik dengan etika jati diri dalam lingkungan sosial Alumni Perguruan Wahidin. Apa yang ada didalam hati, pikiran dan kehendak seorang pemimpin adalah menjadi sumber teladan dan mempengaruh budaya Organisasi IAPW secara keseluruhan. Relasi antara cara seorang mantan ketua menyampaikan aspirasi publik semestinya memiliki daya tanggap bahwa menyampaikan sebuah sikap dan aspirasi di Website BON sangat sensitif dari semua sisi yang harus dengan matang dipertimbangkan akibat yang luar biasa dari sudut etika sosial, harga diri, reputasi, menghormati norma sosial, menghormati rasa kesusilaan dan kemanusiaan personal dan Institusi ORMAS IAPW yang disaksikan oleh publik tersebut.
Pernyataan sikap aspirasi sekalibel mantan Ketua Umum IAPW adalah menjadi sumber acuan pembelajaran publik dan mempengaruhi secara langsung terhadap citra Organisasi IAPW sebagai Institusi. Hubungan relasi antara sikap dan aspirasi Pimpinan IAPW terhadap budaya organisasi itu sendiri merupakan suatu sistem nilai, acuan perilaku yang berperan mempersatukan semua Anggota Organisasi secara internal dan pada saat yang bersamaan juga berperan sebagai sebuah identitas Organisasi IAPW sebagai Institusi ; dalam praktik kepemimpinan organisasi, sesungguhnya tidak ada yang disebut Success Story dalam aplikasi sikap budaya kepemimpinan organisasi. Budaya dan kepemimpinan organisasi merupakan proses yang berkelanjutan dan tanpa terputus karena fokus utama budaya kepemimpinan organisasi adalah mindset dan sikap manusia yang akhirnya akan membentuk warna dan citra organisasi.
Saudaraku !!
Dalam sejarah organisasi sosial manapun tidak ada Pemimpin atau Ketua Umum yang baik dan buruk. Hanya ada apakah tepat atau tidak tepat, apakah efektif atau menghambat.
Setiap Pemimpin atau Ketua Umum organisasi sosial harus memiliki suatu keyakinan dasar yang selalu disampaikan dan di bicarakan oleh setiap Anggota Massa Organisasi yaitu pertama membuktikan keahlian, pengalaman dan Leadearship ; Kedua agar tetap exist, seorang pemimpin harus tampil menjadi pembeda dan bersaing dengan jujur ; Ketiga untuk bisa dipercaya, sudah tentu pemimpin harus tetap bertumbuh dan menjaga kepercayaan dan etika sejati dari dalam lingkungan organisasi dan sosial ; Keempat seorang pemimpin dalam organisasi harus bekerja dengan kepedulian yang tinggi. Pemimpin dan organisasi yang dipimpin merupakan cerminan suatu siklus kehidupan. Dalam setiap siklus kehidupan terjadi fase-fase pembentukan diri yang dimulai dari sistem nilai, pesan moral, norma yang dianut, sampai keaturan-aturan yang berlaku, yang pada akhirnya akan menjadi suatu pegangan dalam kehidupan organisasi pada saat organisasi telah membesar.
Jadi sikap pribadi Pemimpin atau Ketua Umum organisasi secara langsung dan tidak langsung menjadi nilai budaya organisasi, identik dengan jiwa atau rohnya dari suatu organisasi yang terbentuk dari sekelompok orang didalamnya dari para pendiri, pemimpin, sampai semua anggota di dalamnya.
Saudaraku !!
Hidup adalah bertumbuh, berarti pertumbuhan Organisasi IAPW merupakan cerminan pertumbuhan dari jiwa-jiwa di dalam Roh Organisasi tersebut. Semestinya Saudaraku menciptakan dan memastikan jiwa-jiwa itu bertumbuh dengan sehat dan baik dan menjadi suatu kekuatan untuk mempersatukan dalam organisasi dan menjadi suri tauladan dari lingkungan sosial kemasyarakatan. Semua ini tidak tampak, tetapi tercermin dalam sikap keseharian pribadi pemimpin yang ada. Perilaku seorang Pemimpin atau mantan Ketua Umum di dunia maya atau dalam keseharian pada akhirnya membentuk warna dan citra organisasi. Kita harus memahami kultur pemisif Baganlang yang mudah membiarkan, menoleransi dan memaafkan kesalahan orang lain, namun sukar melupakan apalagi sesuatu atau seorang Pemimpin atau mantan Ketua Umum yang berani tampil di dunia Cyber dengan bahasa komunikasi tidak terpelajar, tidak edukatif, dan cenderung meremehkan harga diri Pemimpin atau Ketua Organisasi maupun Pengurus Organisasi yang sepantasnya kita hormati.
Saudaraku !!
Jika ada kelemahan atau kekurangan Pemimpin atau Ketua Umum atau Struktur Pengurus Organisasi saat ini sewajarnya Saudaraku yang lebih dahulu memimpin dengan prestasi yang baik harus memberi bimbingan, mengadakan silahturami personal, mengadakan urung lembuk melalui mekanisme kerja organisasi yang memiliki struktur hirarki dalam sistem kontrol Organisasi IAPW sudah jelas di dalam Anggaran Dasar semestinya di junjung tinggi ; Apabila jika ingin mengkritisi atau melakukan perubahan tata cara, prosedur, kerja Pemimpin atau Ketua atau Struktur Organisasi saat ini sewajarnya dilakukan dengan membangun kepercayaan antara sumber daya organisasi, ekspektasi akan masa depan, serta memberi deskripsi jelas dari hak dan kewajiban, baik yang kasat mata (Surface Structure) maupun yang tidak terlihat (Deep Structure) ;
Adalah sangat keliru dengan menempuh cara budaya informal yang liar dengan membiarkan Pemimpin atau Ketua atau Struktur Pengurus saat ini dalam kondisi dilemahkan, dilumpuhkan oleh budaya informal dan tekanan personal secara psikis sangat memalukan dan justru berpotensi menghambat kemajuan organisasi, bahkan melumpuhkan dan merusak citra organisasi secara Institusi. Budaya penyerangan massal secara informal yang tumbuh liar antara lain terlalu banyak SMS atau melalui dunia Cyber secara bebas dan tidak bertanggung jawab menyampaikan kabar dan berita berisi fitnah dan info berseliweran secara vulgar dan tidak bertanggung jawab dengan cepat menyebarkannya, seakan-akan kita masih melanjutkan dan melestarikan perangai babar di zaman informasi tertutup, bahkan tiap-tiap info kabar dan berita positif hasil keputusan rapat organisasi di kemas, di plintir, di putar balikan menjadi info kabar negatif sehingga mengiring opini yang mereka kemas menjadi dianggap benar oleh publik ;
Padahal setiap kabar dan berita dalam rangka memperjuangkan kebenaran dan keadilan harus melalui sumber yang jelas dengan mekanisme cek dan di cek ulang lagi serta memenuhi batas minimal investigasi reporting, harus terpenuhi dasar hukum pemberitaan yang konfirmatif dari berbagai sumber yang kompeten atau mengandung kebenaran atau paling tidak mempunyai nilai estimasi yang akurat agar bisa dicek dan di klarifikasi lebih dahulu, ternyata tidak dilakukan dan menjadi budaya yang tidak sesuai dengan misi, visi dan srategi kultur organisasi, yang dalam waktu Priode Kepemimpinan Priode Kedua ini oleh pihak yang tidak bertanggung jawab di ciptakan kondisi kepemimpinan yang gagal, bahkan penyelesaian masalah dengan serang menyerang melalui demokrasi jalanan, dialog dianggap cara cengeng yang tidak bermartabat, di tengah Komunitas teranjur timbul opini bahwa menyelesaikan persoalan dengan kebengisan dianggap halal, jalan kesantunan dan damai tidak memperoleh legitimasi, telah muncul dan tumbuh tidak terkendali klik-klik budaya diantara orang-orang di dalam Organisasi IAPW sehingga pihak yang tidak bertanggung jawab lebih percaya pengadilan SMS, Facebook, Website sebagai jalan memperoleh keadilan dan kebenaran yang sesat sudah waktunya kita hentikan, akankah orang-orang yang terhormat di dalam Struktur Organisasi IAPW membiarkan dirinya untuk tenggelam lebih dalam di dalam kondisi tersebut.
Apa yang terjadi saat ini adalah tumbuh suburnya budaya mediokritas yaitu budaya yang menyerat Organisasi IAPW dalam kubangan kinerja yang tidak produktif. Penuh dengan intrik dan tidak mampu mengarahkan ; Bahkan keadaan semakin parah karena Anggota Organisasi terseret, diiringi oleh budaya informal yang menyesatkan, yang selalu mengembangkan pola pikir sebagai korban (Victimisme) yaitu pola pikir yang menganggap diri sebagai korban dan budaya mempersalahkan orang lain. Kesalahan ditimpahkan pada anggota atau internal dan terus lebih sibuk mencari kambing hitam kepada anggota lain, sangat mengenaskan, karena anggota tidak lagi memiliki pilihan akibat tekanan budaya informal pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ; Akibat ruang sosial yang terbangun menjadi keji dan kejam terhadap anggota dan tidak memberi ruang toleransi, menjadi semacam legitimasi untuk melakukan kekerasan psikhis yang kemudian dengan congkak dan terang-terangan di dunia Cyber menyampaikan bahasa komunikasi yang provokatif negatif dengan identitas samaran dan tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan reputasi dan nama ORMAS IAPW berikut Struktur Organisasinya.
Saudaraku !!
Semestinya Saudaraku memberi solusi dan harus mendorong, memotivasi, merangkul, membimbing, mengarahkan, memberi spirit dan terus mengembangkan budaya unggul (Excellence). Budaya yang membangun kesepakatan terbaik dan memberi teladan dalam sebuah komunitas, kesepakatan ini harus meliputi nilai-nilai serta pandangan-pandangan yang berdasarkan pengalaman organisasi seorang pemimpin yang pantas diteladani dan masyarakat komunitas memerlukan keteladanan Pemimpin atau mantan Ketua Umum ; Budaya unggul sebagaimana telah dirintis oleh Organisasi IAPW telah tercermin dalam prestasi yang dicapai sepanjang berdiri ORMAS IAPW hingga saat ini telah tercatat fakta sejarah memberi bantuan dana sosial pendidikan dan kemanusiaan ; Contoh konkrit keunggulan yang harus ditularkan kepada siapa saja di dalam sebuah komunitas.
Pemimpin atau Ketua Umum saat ini juga telah berusaha bekerja keras tanpa penyerah walaupun dilumpuhkan oleh budaya informal oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga menyeret Organisasi IAPW sebagai Institusi menjadi tidak produktif, bahkan sekalipun pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terus melakukan penyerangan sistimatis yang merusak citra ORMAS IAPW, cara mana sesungguhnya jauh dari keadaban manusia, kemampuan berpikir secara sehat menjadi tumpul dan buntu, malah kecendrungan prilaku agresif destruktif menjadi jalan kebenaran untuk menegakkan eksistensi, tidak ada jalan lain yang lebih santun dan beradab ; Padahal ORMAS IAPW membutuhkan kepemimpinan yang memiliki Instuisi seperti Saudaraku yang telah memiliki pengalaman memimpin ; Yang semestinya rendah hati serta visioner dan inspiratif. Kepemimpinan yang telah mampu mengubah dan memperbarui organisasi serta membangkitkan dan memberikan inspirasi kepada pemimpin berikutnya maupun kepada Anggota Organisasi secara keseluruhan.
Jadi figur pemimpinlah yang menjadi teladan, yang harus memberi contoh terlebih dahulu bahwa Anda adalah pribadi unggul dari sisi intelektualitas, emosional, rasional, spiritualitas dan moralitas. Jika Saudaraku dengan konsisten mencontohkan dan memberi teladan seperti itu, niscaya ORMAS IAPW dan Anggota Organisasi akan maju dan disegani ; melatih otot konsistensi kepemimpinan itu tidaklah mudah, pimpinan yang baik akan memperlihatkan sikap konsisten, tidak mundur terhadap apa yang telah diputuskan. Sebagai tindak lanjut ini akan segera melakukan koreksi. Konflik internal, tekanan budaya informal, bahkan intimidasi adalah hal-hal yang wajar dilalui untuk sebuah perubahan. Masing-masing orang akan belajar bagaimana menerima perubahan tersebut.
Namun sangat disayangkan kekuatan internal dan eksternal telah menekan Sang Pemimpin atau Ketua Umum saat ini tanpa memberi kesempatan (Open Feedback), Fairplay, Kompetisi Sehat, Inovasi bahkan Proaktifitas menjadi semakin terkikis dan lumpuh karena adanya kaki tangan pemimpin yang berperan sebagai perantara yang ikut menyampaikan dan meyebarkan informasi menyesatkan, tanpa loyalitas dan integritas, dimana seharusnya bertanggung jawab secara tersistem dalam sebuah mekanisme Organisasi yang sudah berjalan baik tidak dihormati secara beradab. Akhirnya terjadi subjektifitas pihak yang tidak bertanggung jawab seakan-akan menjadi kebenaran dan mereka dengan sengaja menciptakan kondisi chaostic (kacau balau) sehingga seolah-olah mengindikasikan komunikasi yang kurang baik atau bahkan secara ekstrim menciptakan ketidak percayaan publik terhadap antar pimpinan dengan jajarannya. Anggota Organisasi yang semua kreatif dan inovatif cenderung digiring makin hari makin menjadi submisif, masa bodo dan bahkan tidak mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pemimpin atau Ketua Umum.
Saudaraku !!
Suara-suara dari para penyanyi sumbang yang terdengar di luar organisasi dan di dunia maya sebenarnya bukanlah merupakan ancaman atau kemunduran bagi pemimpin saat ini dan kepemimpinannya di dalam organisasi. Namun suara-suara tersebut adalah representasi dari keberagaman, kekayaan dan kearifan serta kebijakan hidup yang dimiliki oleh Jajaran Organisasi IAPW ; Namun karena lihai dan liciknya pihak yang tidak bertanggung jawab bergrilya secara sistimatis telah merusak segala sistem mekanisme penyampaiaan suara aspirasi yang selama ini berjalan melalui mekanisme tata cara organisasi di obok-obok, di hancurkan hanya untuk memenuhi nafsu ego adab manusia purba; Sungguh Tragis !!
Lebih tragis lagi terjadi rendahnya tingkat partisipasi Jajaran Kabinet akibat ulah hasutan tekanan pihak yang tidak bertanggung jawab ; dan bahkan sampai pada level pimpinan atas Struktur Organisasi yang seharusnya memberi sumbangsih positif malah menghindari tanggung jawab, menghindari komitmen untuk menyelesaikan persoalan dengan menciptakan persoalan baru berkelanjutan, menyimpan atau menutup-nutupi informasi yang baik dengan menyebarkan informasi yang buruk, menjaga jarak bahkan tidak ikut bertanggung jawab atas kegagalan seseorang pemimpin dengan menciptakan berbagai issue yang memperkeruh dan merusak solidaritas Struktur Pengurus dan level atas organisasi, menghindari untuk berbagi informasi positif dengan cara menyebarkan informasi negatif, sampai berkembang menjadi tirani di dalam organisasi yaitu orang-orang tidak menjalankan tanggung jawab jabatan yang diamanahkan, malah mematikan nilai-nilai Fairness dan mekanisme rapat dalam Organisasi IAPW.
Saudaraku !!
Dalam dunia kriminal dikenal pembunuhan berantai yang memakan belasan korban dan hanya dilakukan oleh satu orang. Nah saat ini terjadi cara kerja mis informasi berantai yang memakan korban Organisasi IAPW sebagai Institusi, hanya dilakukan oleh cara budaya informal oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan metode yang menyimpang secara sosial, manipulatif, menyesatkan orang lain, berdaya toleransi rendah, menikmati penderitaan orang atau Pimpinan atau Ketua Umum saat ini, ketiadaan empati dan simpati, lihai dalam bersandiwara dan memutar balik fakta, lihai dalam mengemas informasi positif menjadi negatif, prestasi positif dikemas menjadi prestasi negatif, pandai bertutur kata kepada konstituen/anggota, penuh pesona dan menyenangkan serta bersikap religius yang berhati dingin, melakukan dan mengelola opini publik dengan melakukan tindakan sadistis, mereka mengintimidasi, merusak sistem dan tata nilai di dalam Organisasi IAPW sehingga publik pun terperangkap dalam kebingungan mana yang benar dan mana yang salah ; Hal mana menimbulkan dampak sosial kemasyarakatan yang luas terhadap Institusi ORMAS IAPW. Selayaknya sebuah organisasi besar ORMAS IAPW tidak sudi dipenuhi oleh pemimpin yang nyata –nyata merusak budaya Organisasi IAPW yang awalnya sehat, demokratis, profesional dan penuh dedikasi yang sedemikian tinggi terhadap masalah sosial kemanusiaan.
Dalam konteks ini, Saudaraku selaku mantan Ketua Umum IAPW mestinya mendobrak pecundang dan mengembangkan budaya unggul, spirit, memberi motivasi dan teladan dengan menciptakan lingkungan dan suasana IAPW yang kondusif, yang memungkinkan semua SDM dan Anggota IAPW yang ada mempertunjukkan keunggulannya, dan setiap orang dipacu untuk memiliki etos kerja sosial pengabdian yang tinggi serta menjadi yang terbaik. Seharusnya Pemimpin atau mantan Ketua Umum harus berjiwa besar memberi penghargaan kepada setiap keunggulan yang ada dan tercipta yang telah berhasil dijalankan Pemimpin atau Ketua Umum saat ini. Pengakuan atas kelebihan seseorang artinya Pemimpin atau Ketua Umum saat ini bukanlah tidak berprestasi dan tidak semua policy atau prestasinya keliru atau salah, ada beberapa yang keliru semestinya di luruskan dan di perbaiki ; Sedangkan prestasi sukses dan berhasil sudah semestinya kita beri penghargaan untuk memacu Tim Work dan seluruh Anggota Organisasi berikut seluruh Alumni Perguruan Wahidin memberi dukungan dan menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi.
Saudaraku !!
Secara jujur kita harus mengakui bahwa masih ada nilai-nilai atau program IAPW yang tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita semestinya tidak dihujat, di lecehkan dan di provokatif secara negatif dan tidak sehat, justru Saudaraku sebagai Pemimpin atau mantan Ketua Umum harusnya memberi sumbangsih dengan membagi pengalaman atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan persoalan atau memberi solusi atau melakukan pendekatan damai bukan provokatif negatif dan ikut mendiskreditkan secara langsung dan tidak langsung nama baik ORMAS IAPW.
Sebagaimana pepatah kuno mengatakan “Kota Roma tidak dibangun dalam satu malam” artinya ibarat membangun sebuah kota, dibutuhkan curahan waktu, tenaga, pikiran guna mewujudkan visi dan misi yang dicita-citakan IAPW. Selama kepemimpinan Ketua saat ini segala sesuatu sudah berjalan baik, rantai yang rusak dan hilang telah diperbaiki. Penerus IAPW setidak-tidaknya mulai memahami bahwa diperlukan budaya yang solid serta karakter yang kuat untuk mengembangkan visi dan misi IAPW. ORMAS IAPW telah sampai pada pengalaman berikutnya, yang menunggu nasib baik yang akan merubah haluan organisasi IAPW dan membenahi IAPW lebih baik lagi, mari kita selalu menciptakan perubahan-perubahan dengan kondusif, di mulai dari dalam diri, Mindset yang positif, dalam sebentuk niat yang baik dan pikiran positif untuk bersama-sama memajukan ORMAS IAPW demi keberlangsungan masa depan ORMAS IAPW, terus tumbuhkan image IAPW secara terus menerus dengan menciptakan nilai, menjadi tempat tujuan Alumni Perguruan Wahidin untuk mengabdi dan memberi kontribusi bagi meningkatnya nilai tambah ORMAS IAPW.
Kepemimpinan adalah bangunan atau penopang untuk tegaknya organisasi, maka semestinya kita semakin kuat membangun dan semakin solid bekerjasama di dalam menghadapi tantangan demi tantangan baik yang bersifat eksternal maupun internal ; Jadi kenapa Saudaraku justru menghancurkan dengan cara propaganda negatif dan provokatif yang tidak hanya merugikan teman atau sekelompok orang saja, namun lebih besar dari itu satu ORMAS IAPW bahkan satu Generasi IAPW ikut terbawa oleh nuansa propaganda yang di kampanyekan secara negatif dan tidak bertanggung jawab dengan konsekwensi kehormatan ORMAS IAPW kembali dipertaruhkan dan semangat serta moral Anggota IAPW atau Alumni Perguruan Wahidin menurun karena setiap anggota atau Alumni Perguruan Wahidin merasa sungkan, kecewa, negatif, malas dan seolah-olah kekisruhan jajaran kepemimpinan IAPW terjadi konflik terbuka, padahal tidak demikian faktanya, yang jelas hanya terjadi perbedaan persepsi kebijakan dan policy menjalankan organisasi oleh status Quo dan segolongan Oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab.
Saudaraku !!
Kita semestinya tidak boleh gegabah, kita semestinya memberi upaya strategi jitu dan dengan komitmen, loyalitas dan integritas menjunjung tinggi nama ORMAS IAPW. Kita tidak boleh lupa bahwa setiap Pemimpin ada kelebihan dan kelemahan, semestinya semua inisiatif, upaya atau program untuk kepentingan orang banyak tidak dikritisi dengan metodologi salon dan gosip tidak bermutu, pada hal semua inisiatif upaya atau program Pemimpin atau Ketua saat ini membutuhkan dukungan kabinet, tim kerja, jajaran top struktur organisasi secara kolektif dan sumber daya anggota, uang, biaya dan waktu ; Kesabaran, ketekunan serta program sosial kemanusiaan membutuhkan sumber daya yang besar ; Kita semestinya memahami tingkat kesulitannya tinggi. Hampir tidak mungkin dilakukan secara singkat, instan dan cepat selesai ; Jadi sepantasnya kita memberikan nasihat atau resep dan bersama-sama dengan niat baik dan tekad yang tulus mengabdi pada ORMAS IAPW yang kita bangun bersama seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api.
Akan tetapi kenyataan karena kita kurang memahami kedalam, kompleksitas dan dampak program Pemimpin atau Ketua saat ini, kita semua sering Under Estimae tentang beratnya dan besarnya tantangan program Pemimpin atau Ketua saat ini. Kita pun kemudian sering kecewa akan hasilnya, bahkan pihak yang tidak bertanggung jawab terus menerus dengan semangat babar mendorong dengan keras dan provokatif negatif menggunakan cara metodologi salon dan gosip tidak bermutu telah menghancurkan upaya program Pemimpin/Ketua saat ini, padahal selama Priode kepemimpinannya juga telah memberikan kontribusinya yang tidak sedikit untuk anak-anak sekolah Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api sepantasnya mendapat apresiasi positif ; bukan negatif.
Harapan semua orang terhadap Saudaraku yang telah pengalaman memimpin satu Priode ORMAS IAPW seharusnya melakukan transformasi budaya, yang mampu mempengaruhi (menggunakan pengaruh positif) kepada orang lain untuk berubah dan mengubah situasi dan lingkungan ; Ataupun menjadi “Champion” atau “Agent” perubahan yang akan memberikan inspirasi kepada seluruh Anggota IAPW atau orang perorang untuk berubah secara transendental menuju kebutuhan yang lebih tinggi ; mampu mengubah situasi IAPW dan lingkungan atau budaya Organisasi IAPW dari rawa-rawa (Swamp) menjadi “Qasis” dengan memberikan motivasi, dan melalui dialog yang inspirasional dimana lingkungan kerja sosial kemanusiaan seharusnya menjadi tempat kita beramal, ikhlas bersumbangsih dan berlapang dada, memberikan kedamaiaan, cinta kasih tanpa membeda-bedakan, niat murni dengan nurani yang bersih, bersikap ramah dan bisa menghormati perbedaan yang menjadi amat kondusif untuk berkinerja tinggi bagi Anggota IAPW dan seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api.
Kita harus ingat bahwa dunia tempat kita hidup, apalagi dunia ORMAS IAPW bersifat sosial kemanusiaan yang menyangkut kesejahteraan Komunitas Bagan Siapi-api, terutama anak-anak sekolah yang memerlukan bantuan dan uluran tangan serta kepedulian kita adalah sebuah dunia interdepdensi atau kesaling ketergantungan ; Oleh karena itu selaku Pemimpin atau mantan Ketua Umum IAPW harus berani sekaligus penuh pertimbangan, pengalaman yang dimiliki sepantasnya harus membela yang benar, berani membela prinsip, berani memperjuangkan tata nilai yang kita junjung tinggi, dan bertanggung jawab tinggi. Memberikan contoh bagaimana bersifat optimis, harus berbesar jiwa, rendah hati dan lapang dada adalah sikap yang harus dimiliki Pemimpin Struktur Organisasi IAPW.
Pemimpin juga harus legawa, tidak boleh iri berlebihan, tidak boleh mudah menyalahkan. Pemimpin juga harus memiliki sikap toleransi, mampu mengelola perbedaan dan menghargai, menghormati cara pandang yang majemuk dalam organisasi IAPW. Pemimpin harus berhenti menyalahkan, berhenti selalu komplain, berhenti selalu menggerutu, berhati-hati dalam mengkritisi dengan bahasa santun di dunia maya. Berani berbuat dan berani bertanggung jawab, dan ingat reputasi sosial kemasyarakatan harus memperhitungkan bahwa satu mata melihat seribu mata memandang dan menilai karenanya publik tidak bisa dibohongi sepanjang waktu ;
Saudaraku !!
Dengan pengalaman satu Priode memimpin ORMAS IAPW selayaknya harus dipercaya, harus mampu menciptakan Trust Culture. Trust yang telah dibangun semestinya dirawat dengan baik, ingat Trust tidak dapat diperoleh Cuma-Cuma. Trust tidak dapat diperintahkan. Trust khususnya mampu mereduksi atau menambah hasil akhir yang bagus untuk Organisasi IAPW. Pemimpin IAPW juga harus mampu memberikan kepercayaan agar mampu dipercaya oleh Anggota IAPW. Kelayakan dipercaya adalah fungsi watak dan kompetensi. Kita layak dipercaya jika kita memiliki watak terpuji dan kompetensi teknis tinggi untuk mampu melaksanakan tanggung jawab kepada organisasi dan masyarakat. Karenanya sewajarnya Pemimpin harus mengajarkan kekuatan kepemimpinannya dan membangkitkan cinta kasih yang tulus, mendorong semangat, keteladanan dan bisa memaksimalkan waktu hidup ini dengan bersumbangsih untuk sosial kemanusiaan. Kita hendaknya melenyapkan ego dan merendahkan hati agar hati pikiran, akal sehat dan akal budi menjadi jernih dan terang.
Saudaraku !!
Sebagai penutup kusampaikan sebuah kisah.
Dahulu ada, sebuah telaga besar yang penuh ikan. Seiring waktu berlalu, curah hujan berkurang dan telaga itu menjadi dangkal. Suatu hari seekor burung muncul di tepi telaga. Burung itu berkata kepada ikan, “Aku benar-benar kasihan kepada kalian, ikan-ikan. Saat ini kalian nyaris tidak punya air untuk membasahi punggung kalian? Tahukah kalian bahwa tidak jauh dari sini ada sebuah telaga besar, dalamnya beberapa meter, tempat ikan-ikan berenang dengan riang?”
Ketika ikan di dalam telaga cetek itu mendengarkannya, mereka jadi gembira. Mereka berkata kepada burung, “Sepertinya bagus. Tapi bagaimana kami bisa kesana?”
Burung itu berkata, “Tidak masalah. Aku bisa membawa kalian didalam paruhku, satu per satu.”
Para ikan berembuk sendiri. “Di sini tidak begitu enak lagi. Airnya bahkan tidak menutupi kepala kita. Kita harus pergi.” Jadi mereka berbaris untuk dibawa oleh burung.
Burung itu membawa ikan satu per satu. Segera setelah burung itu keluar dari pandangan telaga itu, ia mendarat dan memangsa ikan itu. Kemudian ia kembali ke telaga dan berkata kepada mereka, “Kawan kalian saat ini sedang berenang riang dalam telaga, dan dia tanya kapan kalian akan bergabung dengannya!”
Ini terdengar bagus bagi para ikan. Mereka tak sabar untuk pergi, dan mereka mulai saling mendorong untuk sampai ke ujung barisan.
Si burung menyudahi ikan-ikan seperti itu. Ia kembali ke telaga untuk melihat apakah ia bisa menemukan ikan lain, namun hanya ada satu ketam. Burung itu mulai melontarkan bualannya mengenai telaga itu.
Ketam itu agak skeptis. Ia bertanya kepada burung bagaimana ia bisa sampai ke sana. Burung memberitahunya bahwa ia akan membawanya di dalam paruhnya. Namun ketam itu memiliki kebijaksanaan. Ia berkata kepada burung, “Mari kita lakukan seperti itu : aku akan duduk di punggungmu, lenganku berpegangan di lehermu. Jika kamu mencoba macam-macam, aku akan cekik kamu dengan capitku.”
Burung itu frustasi karena ucapan ini, namun ia mencobanya, berpikir bahwa mungkin entah bagaimana ia masih bisa memangsa ketam itu. Jadi ketam itu naik ke punggungnya, dan mereka pun lepas landas.
Burung itu berkeliling mencari tempat yang baik untuk mendarat. Namun begitu dia mencoba menukik, ketam itu mulai menjepit kerongkongannya dengan capit. Burung itu bahkan tidak bisa menjerit – ia hanya bisa bergarau. Jadi akhirnya burung itu mau tak mau menyerah dan memulangkan ketam itu ke telaga.
Jika Anda seperti ikan-ikan itu, Anda akan mendengarkan suara-suara yang memberitahu Anda betapa asyiknya segala sesuatu seandainya Anda kembali ke jalan duniawi. Itu adalah rintangan yang kita temui di jalan. Jadi saya harap Anda bisa bijak, seperti ketam itu. (AJAH CAH ; Ini Pun Akan Berlalu, Hal 206-208, TH, 2010)
Semoga surat terbuka ini menjadi bahan kajian publik dan memberikan informasi utuh dan menyeluruh. Seluruh Struktur Organisasi IAPW mempunyai tugas mulia untuk mengambil peran sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kemasyarakatan yang seharusnya mempunyai misi mendirikan dan membawa perubahan menuju masyarakat yang cerdas, kritis dan menghormati keberagaman, dan kekurangan serta kelebihan anggota seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api. Kita harus percaya bahwa seberapa cepat kebohongan menyebar, kebenaran akan menang karena memiliki daya tahan dan di berkati Tuhan.
Selanjutnya QUO VADIS (mau kemana) Pemimpin dan Anggota Ormas IAPW ?? Mari kita seluruh kekuatan Anggota IAPW dan Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api untuk menjawab tantangan dan pertanyaan sangat mendasar ini secara jujur, berani dan penuh cinta. Bersatu teguh dalam membela dan memperbaiki kerusakan moral pihak yang tidak bertanggung jawab yang sudah teramat jauh. Anggota IAPW dan Alumni Perguruan Wahidin Bagan Siapi-api memiliki nasionalisme dan kewajiban moral untuk mempejuangkan kebenaran. Mari kita bangkit secara autentik ; Kita jangan menjadi pengkhianat, terselubung atau terang-terangan !! Mari kita saling menghormati satu sama lain, kasih mengasihi dan memberi maaf, kita tetap spirit berkarya melalui kompetisi secara sehat, semangat sportifitas dan fair play agar hidup penuh makna dan warna kedamaian. Kalau tidak, kita akan hidup dalam kesunyian yang penuh gejolak emosional yang mengancam kesehatan dan sisa usia kita. Menghargai perbedaan, kekuatan dan kelemahan adalah intisari sinergi, mental, emosional, perbedaan psikologi antar manusia. Ingatlah pepatah pernah dikatakan seorang bijak kepada saya, “Ini juga akan berlalu”. Semua pasti berlalu dan seiring berjalannya waktu kita mampu menyembuhkan segalanya termasuk lingkungan-lingkungan yang paling menyakitkan sekalipun, jika kita punya kepercayaan, keyakinan dan iman dalam diri kita, dalam diri orang lain, dan Kekuatan Illahi.
Jakarta, 01 Juni 2011.
Hormat saya,
Penasihat Hukum IAPW
DJASMIN, SH., MH.
...............................................................................................................................
Jawaban dari Bp.Indra Wibowo Untuk Djasmin, SH., MH.
Tanggapan SURAT TERBUKA sdr Djasmine SH.,MH.
PPAT Notaris/ Ng Kian Lam SELAKU TEMAN
Seangkatan ALUMNI A’77 P.WAHIDIN BAA
Pertama-tama saya mengucapkan banyak terimakasih kepada saudara dengan susahpayah
Mengarang 21 halaman folio,yang terkesan mendongeng & membosankan,namun sayang
Sdr telah diperalat & ALIPHUU…yang mana kesemuaan ini adalah wewenang seorang Ketua Umum IAPW,itupun harus lewat rapat anggota, bukan wewenang sdr !!!
Sebagai insan manusia memang gampang menunjukkan kesalahan orang, tapi pernahkah
Sdr sadari ? Seorang intelektual yg berpendidikan tinggi & mempunyai banyak title sering berbuat kesalahan di ormas masyarakat, yg se dikit2 mengeluarkan paying hokum & menyebarkan sms maupun meng expose di web. Yg seharusnya bisa diajak bermusyawarah dalam internal IAPW.
Ada beberapa Statement TIDAK ETIS yang pernah sdr keluarkan perlu kita renungkan
Misalnya:
- Dalam rapat bulanan :
- - Menvotting utk menurunkan salah seorang Dewan Kehormatan Abadi ( namanya saja ABADI,mana mungkin diturunkan )
- - Mengatakan ketua umum Periode II ini “PENGKHIANAT”
- - Mengatakan ketua umum periode I (sy sendiri) “ Ketua yang diketuai sdr ‘
- - Sehari setelah Reuni akbar II dalam pertemuan A’77 dicafe K7, sdr mengeluarkan statement/men vonis para alumnus A’73 adalah PENGACAU di
- IAPW, maka sampai detik ini semua alumnus A’73 yang biasanya membantu di IAPW saat ini hengkang dari IAPW seandainya saya menjadi anda , saya akan berjiwa besar meminta Maaf kepada alumni A’73 supaya kita bisa diterima dimasyarakat, terutama sesama masyarakat bagan siapiapi ( sanggupkah sdr ?? )
SMS dari Hp sdr dg No; 08121136QQQ :
• Kepada Ketua Pengawas , Ketua Umum dan seluruh Panitia Diminta pertanggung jawaban Publik anda terhadap seluruh acara alumni IAPW atas tampilnya anak ketua pengawas berkali nampang dengan mengeser acara2 penting terhadap guru2, pennhargaan kontributor disingkirkan,posisi,meja Pendiri IAPW dipojokan adalah penghina an dan pelecehan lembaga IAPW. Sungguh tidak disangka panitia arogan, sok kuasa dn bertindak meleceh kan berat terhadap nama IAPW. Dengan ini diminta Pertanggung jawaban Publik ketua Pengawas, Ketua umum dan Panitia kepada alumni IAPW melalui Media Nasional., Web site IAPW, jika tidak berani anda pertangungjawab kan maka tunggu gerakan public terhadap anda atau anda mundur agar tidak mence markan nama besar IAPW Ditunggu pertangung jawaban anda semua.
• Met pagi Ketua pengawas dan seluruh Panitia dengan tulus hati owe mo sampekan kecewa berat dengan cara tidak sehat panitia menghapus acara pemberian penghargaan kepada kontributor yang berdasarkanhasil putusan rapat panitia telah dijadwalkan, ternyata tdk dilaksanakan, shg otomatis panitia sendiri telah melukai hati kontributor yg telah kami janjikan shg langsung atau tdk langsung panitia telah merusak citra IAPW dan nama besar IAPW tengelam dgn perbuatan oknum yg bermental Kerdil dan Primitif serta tdk beradab dalam berorganisasi, itukah calon pemimpin IAPW berikutnya ? kita perlu belajar banyak berorganisasi yang menghargai sekecil apapun peran anggota yg mbri kontribusi IAPW. Kalau calon pemimpin tdk mampu bersikap menghargai rapat dng sikap adil n demokratis mka ia calon pemimpin yg akan gagal utk berikutnya.Padahal kita telah berusaha maksimal undang ormas dan peluncuran yg kesemua ini bukti dukungan pada panitia dan calon pemimpin serta nama n citra IAPW. Ini petisi pd panitia.GBU.
Saya merasa malu punya sdr seangkatan seperti anda yang selalu mengaku Perintis Utama IAPW, padahal ini adalah gotongroyong teman2 A’77. Sebagai Perintis kita seharusnya memberi contoh yang baik kepada generasi angkatan muda alumni yang akan datang, bukan mengeluarkan statement yang berkesan me-nakut2i dan memprovokasi kan yang seharusnya tidak etis di expose di Web IAPW , . antara lain : PERINGATAN KERAS, PENGUMUMAN PENTING, PEMBERITAHUAN PENTING serta SURAT TERBUKA ( surat terbuka ini mempromosikan nama IW menjadi terkenal )
Semua ini BUKAN WEWENANG sdr sebagai seorang penasehat hokum IAPW yang saat ini ada 3 orang penasehat hokum yang masih aktif di IAPW. Jikalau penasehat hokum harus tampil itupun harus tunggu sampai kasus nya sudah sampai di pengadilan.
Hargailah KETUA UMUM & sekretaris IAPW beserta seluruh jajaran Dewan Kehormatan Abadi,Dewan Kehormatan,Dewan Penasehat Kehormatan,Dewan Penasehat Hukum lainnya, Dewan Pengawas dan Seluruh Dewan pengurus IAPW yang masih aktif. Jika ada selisih paham didalam internal IAPW seharusnya diselesaikan secara musyawarah mufakat, tetapi sdr telah menjilati ludah sdr sendiri yang terbuang dilantai dengan perbuatan sdr yang bermental KERDIL dan PRIMITIF serta TIDAK BERADAB dalm berorganisasi , tidak mampu bersikap menghargai rapat dengan sikap ADIL n DEMOKRATIS.
Sdr Bukan Cuma men expose di website iapw sdr juga menyebarkan sms dari HP sdr dg no ; 0812112930jss.kepada beberapa orang untuk membaca berita diwebsite seolah-olah sdr telah memenangkan pertikaian Menara BTS
Baik-Buruknya seseorang didalam berorganisasi dan mampu tidaknya menempati sebuah jabatan yang diemban kepada kita harus dinilai oleh orang banyak alias umum, bukan seperti sdr yang selalu meminta jabatan dan minta dihargai ,
Contoh ;
-Pembentukan Team Dewan Panitia Reuni akbar II yang mana sudah selesai dibentuk dan sudah menjalankan kegiatan, tiba2 sdr masih mau meminta jabatan sebagai Penasehat Panitia reuni akbar tsb.
-Team Formatur IAPW II Periode 2011-2014 saya dengar sdr juga tanpa dipilih maupun ditunjuk sdr sendiri yang meminta utk mencalonkan diri. (tolong sdr bayangkan jika semua alumni mencalonkan diri seperti sdr. Apa yang akan terjadi di IAPW ????)
Menurut saya daripada sdr bikin rebut terus menerus dan merusak CITRA IAPWmaupun CITRA A’77 yang bersusah payah menjalankan Visi dan Misi IAPW. Sebaiknya sdr MUNDUR dengan terhormat dari jabatan Pembuatan akte + Penasehat hukum.IAPW
Belajarlah 8 huruf mandarin ini yang dulu tertulis dipintu masuk sekolahan kita di Bagan si api api 孝悌忠信 禮義兼恥 sebelum sdr diterima dimasyarakat .
Demikian tanggapan saya ,Kesan ,Pesan,Saran & Kritik untuk temanku se angkatan yang baik hati, mudah2an kita sama2 intropeksi diri dan belajar lebih banyak untuk memberi contoh yang baik serta teladan kepada generasi angkatan muda yang akan datang.
Apa bila ada kata2 yang kurang berkenan dihati,harap bisa dimaklumi dan membuka pintu maaf untuk dimaafkan, sekarang kita hidup di jaman Demokrasi . Bagi teman2 alumni IAPW maupun anggota member BON yang mempunyai kesan/pesan/saran/masukan/kritik , bisa saling sharing demi kemajuaan ormas.
TERIMA KASIH’
I N D R A W I B O W O..
- Mantan Ketua Umum IAPW Periode I
- Dewan Pengawas IAPW Periode II
- Jabatan apapun IAPW Periode III sementara cuti dulu
( capek deh ketemu org2 yg tdk berbobot )
PPAT Notaris/ Ng Kian Lam SELAKU TEMAN
Seangkatan ALUMNI A’77 P.WAHIDIN BAA
Pertama-tama saya mengucapkan banyak terimakasih kepada saudara dengan susahpayah
Mengarang 21 halaman folio,yang terkesan mendongeng & membosankan,namun sayang
Sdr telah diperalat & ALIPHUU…yang mana kesemuaan ini adalah wewenang seorang Ketua Umum IAPW,itupun harus lewat rapat anggota, bukan wewenang sdr !!!
Sebagai insan manusia memang gampang menunjukkan kesalahan orang, tapi pernahkah
Sdr sadari ? Seorang intelektual yg berpendidikan tinggi & mempunyai banyak title sering berbuat kesalahan di ormas masyarakat, yg se dikit2 mengeluarkan paying hokum & menyebarkan sms maupun meng expose di web. Yg seharusnya bisa diajak bermusyawarah dalam internal IAPW.
Ada beberapa Statement TIDAK ETIS yang pernah sdr keluarkan perlu kita renungkan
Misalnya:
- Dalam rapat bulanan :
- - Menvotting utk menurunkan salah seorang Dewan Kehormatan Abadi ( namanya saja ABADI,mana mungkin diturunkan )
- - Mengatakan ketua umum Periode II ini “PENGKHIANAT”
- - Mengatakan ketua umum periode I (sy sendiri) “ Ketua yang diketuai sdr ‘
- - Sehari setelah Reuni akbar II dalam pertemuan A’77 dicafe K7, sdr mengeluarkan statement/men vonis para alumnus A’73 adalah PENGACAU di
- IAPW, maka sampai detik ini semua alumnus A’73 yang biasanya membantu di IAPW saat ini hengkang dari IAPW seandainya saya menjadi anda , saya akan berjiwa besar meminta Maaf kepada alumni A’73 supaya kita bisa diterima dimasyarakat, terutama sesama masyarakat bagan siapiapi ( sanggupkah sdr ?? )
SMS dari Hp sdr dg No; 08121136QQQ :
• Kepada Ketua Pengawas , Ketua Umum dan seluruh Panitia Diminta pertanggung jawaban Publik anda terhadap seluruh acara alumni IAPW atas tampilnya anak ketua pengawas berkali nampang dengan mengeser acara2 penting terhadap guru2, pennhargaan kontributor disingkirkan,posisi,meja Pendiri IAPW dipojokan adalah penghina an dan pelecehan lembaga IAPW. Sungguh tidak disangka panitia arogan, sok kuasa dn bertindak meleceh kan berat terhadap nama IAPW. Dengan ini diminta Pertanggung jawaban Publik ketua Pengawas, Ketua umum dan Panitia kepada alumni IAPW melalui Media Nasional., Web site IAPW, jika tidak berani anda pertangungjawab kan maka tunggu gerakan public terhadap anda atau anda mundur agar tidak mence markan nama besar IAPW Ditunggu pertangung jawaban anda semua.
• Met pagi Ketua pengawas dan seluruh Panitia dengan tulus hati owe mo sampekan kecewa berat dengan cara tidak sehat panitia menghapus acara pemberian penghargaan kepada kontributor yang berdasarkanhasil putusan rapat panitia telah dijadwalkan, ternyata tdk dilaksanakan, shg otomatis panitia sendiri telah melukai hati kontributor yg telah kami janjikan shg langsung atau tdk langsung panitia telah merusak citra IAPW dan nama besar IAPW tengelam dgn perbuatan oknum yg bermental Kerdil dan Primitif serta tdk beradab dalam berorganisasi, itukah calon pemimpin IAPW berikutnya ? kita perlu belajar banyak berorganisasi yang menghargai sekecil apapun peran anggota yg mbri kontribusi IAPW. Kalau calon pemimpin tdk mampu bersikap menghargai rapat dng sikap adil n demokratis mka ia calon pemimpin yg akan gagal utk berikutnya.Padahal kita telah berusaha maksimal undang ormas dan peluncuran yg kesemua ini bukti dukungan pada panitia dan calon pemimpin serta nama n citra IAPW. Ini petisi pd panitia.GBU.
Saya merasa malu punya sdr seangkatan seperti anda yang selalu mengaku Perintis Utama IAPW, padahal ini adalah gotongroyong teman2 A’77. Sebagai Perintis kita seharusnya memberi contoh yang baik kepada generasi angkatan muda alumni yang akan datang, bukan mengeluarkan statement yang berkesan me-nakut2i dan memprovokasi kan yang seharusnya tidak etis di expose di Web IAPW , . antara lain : PERINGATAN KERAS, PENGUMUMAN PENTING, PEMBERITAHUAN PENTING serta SURAT TERBUKA ( surat terbuka ini mempromosikan nama IW menjadi terkenal )
Semua ini BUKAN WEWENANG sdr sebagai seorang penasehat hokum IAPW yang saat ini ada 3 orang penasehat hokum yang masih aktif di IAPW. Jikalau penasehat hokum harus tampil itupun harus tunggu sampai kasus nya sudah sampai di pengadilan.
Hargailah KETUA UMUM & sekretaris IAPW beserta seluruh jajaran Dewan Kehormatan Abadi,Dewan Kehormatan,Dewan Penasehat Kehormatan,Dewan Penasehat Hukum lainnya, Dewan Pengawas dan Seluruh Dewan pengurus IAPW yang masih aktif. Jika ada selisih paham didalam internal IAPW seharusnya diselesaikan secara musyawarah mufakat, tetapi sdr telah menjilati ludah sdr sendiri yang terbuang dilantai dengan perbuatan sdr yang bermental KERDIL dan PRIMITIF serta TIDAK BERADAB dalm berorganisasi , tidak mampu bersikap menghargai rapat dengan sikap ADIL n DEMOKRATIS.
Sdr Bukan Cuma men expose di website iapw sdr juga menyebarkan sms dari HP sdr dg no ; 0812112930jss.kepada beberapa orang untuk membaca berita diwebsite seolah-olah sdr telah memenangkan pertikaian Menara BTS
Baik-Buruknya seseorang didalam berorganisasi dan mampu tidaknya menempati sebuah jabatan yang diemban kepada kita harus dinilai oleh orang banyak alias umum, bukan seperti sdr yang selalu meminta jabatan dan minta dihargai ,
Contoh ;
-Pembentukan Team Dewan Panitia Reuni akbar II yang mana sudah selesai dibentuk dan sudah menjalankan kegiatan, tiba2 sdr masih mau meminta jabatan sebagai Penasehat Panitia reuni akbar tsb.
-Team Formatur IAPW II Periode 2011-2014 saya dengar sdr juga tanpa dipilih maupun ditunjuk sdr sendiri yang meminta utk mencalonkan diri. (tolong sdr bayangkan jika semua alumni mencalonkan diri seperti sdr. Apa yang akan terjadi di IAPW ????)
Menurut saya daripada sdr bikin rebut terus menerus dan merusak CITRA IAPWmaupun CITRA A’77 yang bersusah payah menjalankan Visi dan Misi IAPW. Sebaiknya sdr MUNDUR dengan terhormat dari jabatan Pembuatan akte + Penasehat hukum.IAPW
Belajarlah 8 huruf mandarin ini yang dulu tertulis dipintu masuk sekolahan kita di Bagan si api api 孝悌忠信 禮義兼恥 sebelum sdr diterima dimasyarakat .
Demikian tanggapan saya ,Kesan ,Pesan,Saran & Kritik untuk temanku se angkatan yang baik hati, mudah2an kita sama2 intropeksi diri dan belajar lebih banyak untuk memberi contoh yang baik serta teladan kepada generasi angkatan muda yang akan datang.
Apa bila ada kata2 yang kurang berkenan dihati,harap bisa dimaklumi dan membuka pintu maaf untuk dimaafkan, sekarang kita hidup di jaman Demokrasi . Bagi teman2 alumni IAPW maupun anggota member BON yang mempunyai kesan/pesan/saran/masukan/kritik , bisa saling sharing demi kemajuaan ormas.
TERIMA KASIH’
I N D R A W I B O W O..
- Mantan Ketua Umum IAPW Periode I
- Dewan Pengawas IAPW Periode II
- Jabatan apapun IAPW Periode III sementara cuti dulu
( capek deh ketemu org2 yg tdk berbobot )
0 komentar:
Posting Komentar