Home

Senin, 06 Februari 2012

Sembahyang Capgome Marga Ang ( Liu Gui Tang ) - Bagansiapiapi


Ratusan suku Warga Ang lakukan sembahyang leluhur yang terlebih dahulu diarak keliling kota Bagansiapiapi.
BAGANSIAPIAPI,KABARROHIL-Ratusan kepala keluarga (KK,red) suku Marga Ang diarak keliling kota Bagansiapiapi, Senin (6/2). Mereka diarak dengan diiringi barong say, drum band dan genderang “Yuko”. Arakan tersebut dimulai dari kelenteng yayasan marga Sad Eka di jalan sentosa Bagansiapiapi menuju jalan sumatera kemudian jalan mawar menuju jalan merdeka selanjutnya menuju jalan sentosa kembali lagi di kelenteng yayasan marga sad eka. Mereka semuanya berpakaian atas putih dengan selempang merah dengan memakai celana berwarna hitam. Mereka sembahyang leluhur “Pendiksaan”.
Warga suku Ang merupakan suku yang pertama sekali menginjak kakinya di kota Bagansiapiapi. Mereka membawa pe khong yang saat ini masih ada di kelenteng tertua jalan kelentang Bagansiapiapi. Menurut data yang diperoleh dari salah satu warga Ang, pada saat ini suku Ang di kabupaten Rokan Hilir telah mencapai 600 KK yang tersebar di seluruh daerah Rokan Hilir bahkan sudah ada juga yang merantau keluar daerah Rokan Hilir.
“Suku marga Ang melakukan sembahyang leluhur “pendiksaan” dan penempatan papan nama leluhur di gedung yayasan social marga Sad Eka sekaligus sembahyang untuk merayakan malam cap go meh,”ujar Edi .A ketika ditemui KABARROHIL di jalan kelenteng Bagansiapiapi, Senin (6/2).
Dia menyebutkan bahwa pelaksanan arakan marga Ang pada tahun ini di ketuai oleh Ang Bun Ing . Disebutnya arakan tersebut  di gelar dari kelenteng yayasan social Marga Sad Eka jalan sentosa Bagansiapiapi.  Dia menjelaskan sebanyak ratusan suku warga Ang diarak keliling dengan drumband , barongsai dan genderang tionghoa “Yuko”. Kemudian dilanjutkan sembahyang di kelenteng marga Ang. Lanjutnya mengatakan,  arakan dilakukan oleh suku tionghoa marga Ang  di gelar dari kelenteng yayasan marga sad eka jalan sentosa Bagansiapiapi. Disebutnya, sebanyak ratusan  suku warga Ang diarak keliling dengan drumband , barongsai dan genderang tionghoa. Kemudian dilanjutkan sembahyang di kelenteng. Tata cara sembahyang dipimpin oleh tetua yang terlebih dahulu sembahyang bakar hiu kepada leluhur.
"Pelaksanaan sembahyang leluhur setiap tahun dilaksanakan,”pungkasnya. (sumber andi - kabarrohil )

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar