
Tali Jodoh
Pada zaman Dinasti Tang, ada seseorang laki-laki bernama Wei Gu. Suatu hari ia pergi ke wilayah Songcheng.
Pada malam harinya, ia melihat seorang laki-laki tua sedang membaca buku besar dan sangat tebal, membawa tas besar berisi banyak benang merah duduk di bawah sinar bulan.
Dengan penuh penasaran dia bertanya pada laki-laki tua itu, “Orang tua, bisa anda jelaskan buku apa yang anda baca ini?”
Laki-laki tua itu berkata, “buku ini berisi tentang perjodohan antara laki-laki dan perempuan di seluruh dunia.”
Wei menjadi lebih terkejut dan bertanya: "Lalu apa maksud benang merah di tas besar Anda ? "
Orang tua tersenyum dan berkata: "Benang merah ini digunakan untuk mengikat kaki
setiap pasangan. Jika mereka yang diikat dengan benang merah, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, pada akhirnya mereka tetap akan menikah. "
Gu Wei tidak percaya, tapi dia masih penasaran tentang orang tua ini. Ketika
dia ingin bertanya lagi, orang tua itu berdiri dan berjalan menuju
pasar dengan membawa buku dan tas miliknya. Wei mengikutinya.
Ketika orang tua itu melihat seorang wanita buta yang membawa seorang gadis berumur tiga tahun di jalan, ia berkata kepada Wei: "Gadis muda ini akan menjadi istri Anda di masa depan." Kemudian orang tua itu lenyap.
Wei kaget dan marah, kemudian memerintahkan pelayannya untuk membunuh anak tersebut. Pelayan itu segera menjalankan perintah tuannya, kemudian melarikan diri.
Setelah 14 tahun berlalu, Wei mempunyai tunangan, putri dari Wang Tai
(Gubernur Xiangzhou). Gadis itu sangat cantik dan baik hati, namun ada sedikit bekas luka di alisnya. Mereka akan segera melangsungkan ikatan perkawinan.
Suatu hari Wei bertanya kepada bapak mertuanya tentang bekas luka yang dimiliki istrinya.
Wang mengatakan putrinya ditikam seseorang, ketika dia dibawa oleh pengasuhnya di sebuah pasar. Karena segera menyelamatkan diri, ia tidak mengalami luka serius, hanya punya luka di alisnya.
Wei tegang dan bertanya: "apakah pengasuh itu buta?" Wang mengatakan: "ya, tapi bagaimana Anda bisa tahu itu? "Kemudian Wei memberitahu Wang, dia menceritakan tentang dirinya dan orang tua yang ditemuinya di Songcheng. Wang sangat terkejut akan hal ini.
Wei dan istrinya memahami perkawinan mereka telah diatur oleh ikatan perjodohan. Jadi mereka sangat menghargai pernikahan mereka dan hidup bahagia.
(Erabaru/ngrh)
Artikel Terkait:
Budaya Tionghoa
- Happy Mid Autumn Festival / Perayaan Kue Bulan.(Moon Cake Festival)
- Happy Chinese Valentine Day
- Balada Satria Pendekar ( 俠客行 - 李白 )
- Shudao Nan (蜀道难 ) - Li Bai
- JAM AIR DAN MATAHARI TIONGKOK KUNO
- ALASAN ORANG TIONGKOK KUNO MEMAKAI GIOK
- CAO MU JIE BING
- YI MING JING REN
- Cara Orang Jaman Dulu Memprediksi Cuaca
- Xiao Yan, Kaisar Wu Dari Dinasti Liang ShanXing
- Asal Usul Tradisi Telur Merah Bayi Satu Bulan
- SEMPOA - KALKULATOR PERTAMA DI DUNIA
- PERINTIS AUTOPSI PADA ZAMAN DULU CHINA
- TAHUN BARU IMLEK TIONGHOA
- DEWA KEBERUNTUNGAN
- DEWA DAPUR 灶神
- LIMA MAKHLUK KEBERUNTUNGAN DALAM BUDAYA CHINA
- Kisah Tragis Oei Hui Lan Putri Orang Terkaya di Indonesia
- Mengasah Besi Jadi Jarum
- Kisah Meminjam Anak panah (Zhuge Liang)
- Sumpit
- 李白的所有唐诗
- Berapakah Jumlah Hanzi Sebenarnya?
- Ramalan Shio di Tahun 2011
0 komentar:
Posting Komentar