Home

Rabu, 13 April 2011

Sejarah Pendidikan di Bagansiapiapi 1912 - 1953

Tahun 1912, di berbagai belahan dunia mulai mengerti akan pentingnya pendidikan dan secara terpisah hampir semuanya berusaha memulai gerakan pendidikan, termasuk kota Bagansiapiapi yang saat itu berpendudukan lebih dari 10.000 jiwa.


Bp. Ng To Han yang sempat pindah ke Singapore kemudian kembali ke Bagansiapiapi untuk membantu pendidikan di Perpustakaan Bing Tik (ya zi bo xia).


Saat itu, di Bagansiapiapi belum ada sekolah secara resmi, namun di Perpustakaan Bing Tik tsb mulai ada kegiatan belajar mengajar dalam lingkup yang kecil seperti les. Lokasi Perpustakaan BingTik tsb adalah gedung sekolah yang saat ini dikenal sebagai Sekolah Setia Budi.


1916 Sept 01, berdiri secara resmi Sekolah King Jun yang saat itu berlokasi di jalan pelabuhan Hai Khao Kue (saat ini adalah sekitar sungai garam).
** Hai Khao Kue tsb kini dikenal dengan jalan Perdagangan-Perniagaan.


1917, Bpk. Kong Sun Tiong Zi diangkat secara resmi menjadi kepala sekolah King Jun yang pertama. Setelah masa bhakti-nya, Kepala Sekolah King Jun yang kedua dijabat oleh Ong Wu Qiong.


1921, kebakaran hebat di sekitar sungai garam yang saat itu berfungsi sebagai pusat kota Bagansiapiapi. Masyarakat bersedih : tidak hanya wajah kota Bagansiapiapi menjadi jelek namun sekolah King Jun juga ikut terbakar hingga berefek perkembangan pendidikan menjadi terputus.


Para Yayasan yang saat itu : Ang Si Lin (Ang Bun Kua), Yu Bin San, Ng Do Sik, Ng Thian Kang, Ng Sam Sik, Ang Zun Xin, Ng Bun Tong, Lao Gi Lin, dsb bersepakat mendukung utk membangun kembali sekolah KingJun dengan memilih lokasi baru Pa Ao (saat ini adalah Jln. Pahlawan). Lokasi tsb dinilai strategis untuk pendidikan karena jauh dari keramaian kota (Hai Kao Kue).


1925-1938 Sekolah KingJun dipimpin oleh Bp.Ang Yong Gong ( KepSek sekolah King Jun terlama saat itu ) bersama Ti Bing Xing, Go Tiao Kie dan guru2 lainnya. Pembinaan pendidikan berkembang pesat saat itu dan peningkatan terus berlanjut.


Perpustakaan BingTik yang masih berfungsi spt tempat les dengan jumlah murid tidak terlalu bayak mendapat perhatian dari Bp. Zheng Do Sai yang bersedia datang untuk membangun BingTik, pretasinya dipuji masyarakat saat itu.


Bp. Ng Thian Kang bersama pendukung lainnya spt : Tan Gim You, Ang Jun Xing, Khu Kig Tjun bersama-sama menyumbang pembangunan gedung sekolah Bing Tik.


1923 Feb 01, secara resmi Sekolah Bingtik diresmikan, masyarakat Bagansiapiapi menyambut dengan sukacita dengan bertambahnya 1 sekolah lagi di Bagansiapiapi. Pada kesehatannya yang kurang mendukung, Bp.Zheng Do Sai akhirnya meninggal, kali ini masyarakat berduka kehilangan seorang Pahlawan Pendidikan.


1927 Liu Jiao menjadi Kep.Sek BingTik ke-2, dibalik kehidupan sosial-nya yg terbilang sederhana beliau adalah seorang yg terpandang di dunia pendidikan.
Kesulitan ekonomi lagi-lagi menjadi penghalang perkembangan sekolah BingTik, untunglah ada Ng Thian Kang yang mendukung habis2an namun beliau pulang ke kampung halamannya, Sekolah BingTik terhenti lagi.


Kekhawatiran akan nasib Sekolah BingTik segera reda saat Lim Bin Phi yang cukup mengerti pentingnya pendidikan turut membantu, tanpa memperdulikan keadaan yang sangat terbatas beliau melanjuti perjuangan Ng Thian Kang, sejak itu sekolah BingTik mulai beraktivitas kembali.


Go Han Tjeng yang terpilih menjadi ketua Perpustakaan BingTik segera mengatur jajaran pengurus Sekolah BingTik dengan mengundang : Lim Bin Bi, Li Shen Xian, Yu Xing Ho, Ang Un Suat, Ang Bun Je, Tiu Xin Sui, Ang Ni Gan, Ng Do Sik, Yu Ding Gok untuk bersama-sama memangku tugas sebagai Yayasan Sekolah BingTik.


Dukungan untuk Sekolah BingTik tidak hanya dari kaum intelek dan dermawan, kelompok kesenian Qing Xiu Le Jin Hue pun tidak ketinggalan, mereka menyelenggarakan pertunjukkan di Bagansiapiapi, kesuluruhan hasil sumbangan yang ada diserahkan untuk pembangunan Sekolah BingTik agar bisa merenovasi gedung belajar-mengajar. Siswa/i saat itu sekitar 200-300 siswa dan semuanya berpretasi.


Menyadari kekompakan pendidikan yang kurang solid karena kedua sekolah berjalan sendiri-sndiri, akhirnya masing-masing yayasan berencana merger.


Tiong Hoa Kong Ou 1939, seluruh masyarakat bersuka cita menyambut gembira keberhasilan merger Sekolah Bingtik dan Sekolah KingJun . Hasil dari merger tsb melahirkan nama baru : Sekolah TiongHua Kong Ou pada tahun 1940. Yang saat itu memiliki 2 gedung tempat belajar mengajar (ex Sekolah BingTik dan ex Sekolah KingJun).


Kepengurusan pertama TiongHua Kong Ou dipercayakan kepada : Peng wi sebagai Kepala Sekolah pertama dan Lao Gai Sik beserta Lao Huan Lian sebagai pengurus. Saat itu jumlah siswa sekitar 700 dengan tenaga pengajar sebanyak 74 org. Pembangunan sekolah waktu itu sebagian besar adalah sumbangan dari pajak garam, karet, hasil laut serta beras.

Kesehatan Kepala Sekolah PengWi yang terus menurun, digantikan oleh Ng Bun Gi.

Semasa Perang dunia ke-2, Jepang memasuki asia tenggara termasuk Bagansiapiapi, suasana perang memaksa yayasan sekolah bubar sehingga tidak ada lagi yang mengurus sekolah TiongHua Kong Ou saat itu. Proses belajar mengajar pun terhenti seketika.


1945, tahun Indonesia merdeka. Kehidupan kembali normal. Masyarakat berramai-ramai mulai mengumpulkan dana lewat pertunjukan sekolah untuk pembangunan gedung sekolah baru yakni : E Pa Khu dan gedung sekolah Ting Pa Khu.
Sehingga Sekolah Tiong Hua Kong Ou memiliki total 4 gedung sekolah.


1946, Sekolah TiongHua Kong Ou melantik Kepala Sekolah baru : Ng Han Hui .

1947, Tan Zan Phok terpilih sebagai ketua tokoh masyarakat, Ang Bun Zai sebagai Kepala Seksi Pendidikan Bagansiapiapi. Pendidikan mulai berlanjut dengan jumlah 1.300-an siswa.


1948, pelantikan Tie Tian Xing sebagai pengurus sekolah. Saat itu, antusias belajar sangat tinggi hingga kelas yang ada tidak mampu menampung jumlah siswa sehingga diberlakukan kelas : Sekolah Siang dan Sekolah Malam.
Pembangunan tambahan 8 kelas baru tidak lepas dari dukungan dari Gui Wan Shi bersama Go Tie Sing.


1950, untuk pembanguan gedung sekolah tahap baru membutuhkan SGD.70.000. Sumbangan dari Jakarta sebesar USD.60.000, sementara kekurangannya ditutup dari sumbangan pertunjukkan yang gelar oleh team kesenian : Jin Chiu Hian.


1951, kini sekolah tidak lagi hanya memiliki kelas SD, SMP kelas 1 mulai dibuka, Penangungjawab SMP dipercayakan kepada : Kho Liok Han. Jumlah siswa SMP = 50 org, sementara SD kelas pagi memiliki 30 kelas dengan jumlah siswa =1.500-an dan SD kelas malam sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa sekitar 500 org.
Ng Giam Hong beserta Ma Tan Tiok bertugas mengembangkan pendidikan SMP. Prestasi pendidikan SMP sedikit menurun saat Ma Dan Diok mulai sakit.
Tahun yg sama, kelompok kesenian dari Tanjung Balai Asahan membuat pertunjukan di sekolah dan hasil pertunjukkan disumbangkan untuk pembangunan dan operasional sekolah.


Gui Wen Si dan Ang Zui Ca yang menjadi ketua tokoh masyarakat bersama Ang Bun Ciu yang sudah menjadi ketua staff pendidikan 8-9 periode + Yap Ying Cun dan semua organ beserta seluruh tokoh masyarakat bahu-membahu mendukung pendidikan di Sekolah Tiong Hua Kong Ou.
Perkembangan sekolah semakin jelas, SMP kini telah meningkat menjadi 6 kelas. SD Kelas Malam juga tidak ketinggalan berkembang menjadi 47 kelas dengan total siswa kelas malam = 2.400�an .


Sumber : Buku San Nian Hen Yu ( Jejak 3 Tahun ) 1953.
SB : Bagansiapiapi Online Network

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar